Aulanews.id – Adanya kemiringan sumbu rotasi bumi dalam mengitari matahari mengakibatkan durasi lamanya puasa di tiap negara menjadi beragam. Di Islandia, puasa Ramadhan tahun 2018 bahkan sempat mencapai hingga 22 jam.
Kemiringan sumbu rotasi bumi tersebut membuat sejumlah negara menerima cahaya matahari lebih lama dibandingkan negara lainnya. Khususnya, bagi negara-negara yang terletak belahan bumi utara garis khatulistiwa.
Sebagai negara yang jarang terpapar sinar matahari setiap harinya ini, Islandia tentu memberi pengaruh bagi 1.000 muslim lebih di sana. Muslim di Islandia hanya memiliki waktu sekitar 2 jam saja untuk menikmati makan dan minum di malam harinya.
Seperti halnya, Sulaman, salah satu muslim di Islandia yang memulai sahur pada pukul 2 pagi. Kemudian, ia baru mulai berbuka puasa pada pukul 11 malam.
“Saya berpuasa hampir 22 jam karena Islam mengajarkan waktu puasa mulai dari sebelum fajar hingga matahari terbenam,” kata Sulaman, dikutip dari video dokumenter BBC dan dilihat detikEdu pada Kamis (3/2/2022).
Lain halnya bagi Mansoor. Seorang imam dari komunitas kecil muslim di Reykjavik, Islandia ini justru memilih untuk mempersingkat waktu puasanya menjadi 18 jam.
Mansoor mengaku, ia bersama muslim lain memilih memperpendek waktu karena jadwal buka puasa di Islandia sendiri dinilai terlalu malam. Selain itu, Mansoor merujuk pada sebuah ayat Al Quran yang menyebut keringanan Allah SWT.
“Saat kami baca salah satu ayat dalam Al Quran tentang puasa, Allah SWT sendiri berfirman bahwa Dia memberikan keringanan untuk hambaNya,” kata Mansoor.
Tidak hanya itu, Mansoor bahkan menyoroti fakta di lapangan terkait pelaksanaan puasa penuh waktu atau 22 jam di Islandia. Ia mengungkap, sejumlah muslim bahkan dikabarkan jatuh pingsan karena menjalani puasa hampir seharian.