Dampak stunting dibagi menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek termasuk gangguan perkembangan otak, pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan gangguan metabolisme tubuh. Sementara itu, dampak jangka panjang meliputi risiko penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, kegemukan, kanker, stroke, disabilitas pada usia tua, dan penurunan produktivitas. Stunting juga dapat menghambat prestasi belajar dan produktivitas, memberikan dampak jangka panjang pada generasi yang akan datang.
Upaya Pencegahan Stunting
Tindakan pencegahan stunting lebih baik dilakukan sebelum terjadi masalah, terutama bagi anak balita dan pasangan muda. Memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilan, memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif hingga 6 bulan, serta memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang sehat adalah langkah penting dalam pencegahan. Monitoring tumbuh kembang anak dan menjaga kebersihan lingkungan juga sangat relevan.
Namun, mengubah perilaku masyarakat dari gaya hidup tidak sehat ke pola hidup sehat adalah tantangan besar. Dibutuhkan pendidikan, kampanye, dan keteladanan dari pemimpin masyarakat untuk merubah sikap dan perilaku terkait dengan gizi, sanitasi, dan kesehatan. Upaya pencegahan stunting perlu menjadi program nasional yang mendapat dukungan dari tingkat atas hingga tingkat desa.
Kendala dan Solusi
Tantangan utama dalam percepatan pencegahan stunting meliputi efektivitas program, koordinasi intervensi, pengalokasian dana, kapasitas program, serta kurangnya kampanye dan advokasi terkait stunting. Dalam mengatasi tantangan ini, penting untuk memastikan pelaksanaan program sesuai dengan rencana, mengoptimalisasi koordinasi, dan mengawasi alokasi sumber daya.
