“Hal itu pun berjalan selaras dengan firman Allah Swt. dalam surat Al-Hujurat: 13,” ungkap Penulis Tafsir Al Misbah itu.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ulama dan cendekia telah sepakat mengenai pentingnya menegakkan negara. Hanya saja, mereka berbeda pendapat dalam hal-hal detailnya. Pertanyaan mengenai hubungan negara dan agama telah bergulir sejak lama.
“Misalnya, pertanyaan apakah menegakkan negara tersebut merupakan kewajiban syara’, ataukah kewajiban akal, ataukah keduanya. Atau pertanyaan apakah yang Rasulullah SAW bangun di Madinah itu merupakan suatu umat ataukah bahkan sebuah negara,” ucap dia.
Pertanyaan-pertanyaan itu, menurutnya, sejak zaman lampau, bahkan belum berhenti hingga hari ini, perbincangan-perbincangan mengenai struktur negara masih saja bergulir.
“Sungguh tidak sedikit para cendekia yang menyumbangkan pemikirannya untuk mempersoalkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti di atas,” tutur dia.
Terlepas dari apa pun pertanyaannya, ia mengajak kepada seluruh elemen bangsa Indonesia untuk dapat hidup dan bermasyarakat beriringan dengan dunia internasional demi mewujudkan perdamaian, membangun prestasi, dan kemajuan.
“Mari kita hidup bersama-sama pada alam planet yang sama. Atau bahkan, sebagaimana diumpamakan oleh Baginda Nabi; ‘Kita menaiki perahu yang sama. Apabila terdapat oknum yang merusak perahu ini, maka yang akan tenggelam adalah semuanya’,” imbuh Prof Quraish.