Kementerian luar negeri Qatar mengatakan bahwa tanpa “masa tenang” di Gaza, mediatornya tidak akan bisa menjamin pembebasan sandera Israel yang ditahan di wilayah tersebut.
Negara Teluk itu berkoordinasi dengan AS, memimpin pembicaraan mediasi dengan Hamas dan pejabat Israel mengenai pembebasan sandera sejak serangan 7 Oktober.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Minggu mendisiplinkan seorang anggota junior kabinetnya yang menyuarakan keterbukaan terhadap gagasan Israel melakukan serangan nuklir di Gaza.
‘Kekerasan di Tepi Barat Memburuk’
Sementara itu, memburuknya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki Israel telah memicu kekhawatiran bahwa wilayah Palestina yang menjadi titik konflik bisa menjadi front ketiga dalam perang yang lebih luas, selain perbatasan utara Israel, tempat bentrokan dengan pasukan Hizbullah Lebanon meningkat.
Di Abu Dis, sebuah desa Palestina dekat Yerusalem, polisi Israel yang melakukan serangan penangkapan ditembak oleh seorang pria bersenjata dan membunuhnya, kata seorang juru bicara polisi.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, 3 warga Palestina tewas dalam insiden tersebut, yang digambarkan sebagai bentrokan dengan pasukan Israel. Seorang warga Palestina lainnya dibunuh oleh pasukan Israel di kota Hebron, Tepi Barat, kata kementerian itu.
Militer Israel tidak segera mengomentari hal tersebut.
Juru bicara Miller mengatakan, Blinken dan Abbas tengah membahas upaya untuk memulihkan ketenangan dan stabilitas di Tepi Barat, termasuk perlunya menghentikan kekerasan ekstremis terhadap warga Palestina dan meminta pertanggungjawaban Israel.
Menurut data PBB, tahun ini merupakan tahun paling mematikan bagi penduduk Tepi Barat dalam setidaknya 15 tahun, dengan sekitar 200 warga Palestina dan 26 warga Israel tewas. Sejak perang di Gaza dimulai, 121 warga Palestina di Tepi Barat telah terbunuh.
Penulis: Bela
Editor: Hendro