Evakuasi warga Gaza yang terluka dan pemegang paspor asing melalui penyeberangan Rafah ke Mesir telah ditangguhkan sejak Sabtu, dua sumber keamanan Mesir dan satu sumber medis mengatakan kepada Reuters.
Salah satu sumber keamanan dan sumber medis mengatakan, evakuasi dihentikan setelah serangan Israel pada Jumat terhadap ambulans di Gaza yang digunakan untuk mengangkut orang-orang yang terluka.
‘Lebih Banyak Serangan’
Israel terus menyerang Jalur Gaza melalui udara, laut, dan darat semalaman.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan, serangan udara Israel menghancurkan sekelompok rumah di kamp pengungsi Maghazi. Saat dimintai komentar, militer Israel mengatakan, mereka sedang menunggu dan mengumpulkan rinciannya.
Mohammad Al-Aloul, seorang fotografer untuk kantor berita Turki Anadolu mengatakan, dia kehilangan 4 anaknya, 4 saudara laki-lakinya dan anak-anak mereka dalam serangan yang menghancurkan rumahnya.
“Saya tiba di rumah sakit dan mengetahui bahwa keempat anak saya, termasuk putri saya satu-satunya, menjadi syahid,” kata Al-Aloul kepada Reuters.
Selain itu, Bulan Sabit Merah Palestina juga mengatakan, ada pemboman hebat, ledakan artileri yang dahsyat, dan serangan udara di sekitar Rumah Sakit Al-Quds di wilayah Tal Al-Hawa di Gaza.
Utusan khusus AS, David Satterfield mengatakan di Amman pada hari Sabtu bahwa 800 ribu hingga 1 juta orang telah pindah ke selatan, sementara 350 ribu hingga 400 ribu orang masih tinggal di sekitar Kota Gaza.
Kondisi kehidupan di Gaza yang sudah sangat buruk sebelum perang, kini semakin memburuk. Makanan dan layanan medis terhenti.
Kantor kemanusiaan PBB memperkirakan hampir 1,5 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza menjadi pengungsi internal.