“Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perang genosida dan kehancuran yang dialami rakyat Palestina di Gaza akibat tangan mesin perang Israel, tanpa memperhatikan aturan hukum internasional,” tambah Abbas kepada kantor berita Palestina WAFA.
Para menteri luar negeri dari Qatar, Saudi, Mesir, Yordania, dan Uni Emirat Arab bertemu Blinken di Amman pada Sabtu (4/11/2023). Mereka juga mendorong Washington untuk meyakinkan Israel agar menyetujui gencatan senjata.
Selain itu, Paus Fransiskus pun ikut menyerukan perdamaian.
“Berhenti atas nama Tuhan,” katanya pada Minggu, sambil menyerukan bantuan kemanusiaan dan bantuan bagi mereka yang terluka untuk meringankan situasi “sangat gawat” di Gaza.
Namun, Blinken mengatakan bahwa gencatan senjata akan menguntungkan Hamas, memungkinkan mereka berkumpul kembali dan menyerang lagi. Sebaliknya, Amerika Serikat mendorong adanya jeda lokal dalam pertempuran untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan dan agar orang-orang meninggalkan Jalur Gaza yang berpenduduk padat.
“Menteri menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa dan dimulainya kembali layanan penting di Gaza,” kata juru bicara Matthew Miller.
Abbas hanya mempunyai sedikit pengaruh di Gaza sejak pengambilalihan wilayah kantong tersebut oleh Hamas pada tahun 2007.
Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan Hamas, bukan warga sipil, dan kelompok Islam Palestina menggunakan penduduk sebagai tameng manusia.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan pada hari Minggu bahwa lebih dari 9.770 warga Palestina telah tewas dalam perang tersebut, yang dimulai ketika pejuang Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 240 orang lainnya.