Aulanews.id, Gaza – Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menuntut gencatan senjata Israel segera pada pertemuan dengan diplomat terkemuka AS, Antony Blinken, Minggu (5/11/2023), saat kementerian kesehatan Gaza mengatakan puluhan orang tewas dalam serangan di kamp pengungsi semalam.
Blinken yang telah berulang kali menolak gagasan gencatan senjata oleh Israel, karena khawatir hal itu akan menguntungkan Hamas, melakukan kunjungan mendadak ke Tepi Barat yang diduduki, sebagai bagian dari upaya untuk mencoba dan memastikan perang Israel-Hamas tidak menyebar di wilayah tersebut.
Kunjungannya ke Ramallah terjadi ketika orang-orang menyaring puing-puing untuk mencari korban atau penyintas di kamp pengungsi Maghazi di Gaza.
“Sepanjang malam saya dan laki-laki lainnya berusaha mengambil mayat dari reruntuhan. Kami mendapatkan anak-anak, dipotong-potong, dicabik-cabik dagingnya,” kata Saeed al-Nejma, 53, sebagaimana dilansir dari Reuters, Minggu (5/11/2023) waktu setempat.
Saeed menambahkan, dia tertidur bersama keluarganya di rumah lajang mereka, rumah bertingkat ketika ledakan melanda lingkungannya.
Juru bicara kementerian kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada Minggu (5/11/2023) pagi bahwa militer Israel telah menyerang kamp tersebut semalam, menewaskan sedikitnya 47 orang.
Dalam serangan terpisah, lanjutnya, 21 warga Palestina dari satu keluarga, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan Israel yang menargetkan Gaza semalam.
“Kami meminta Anda segera menghentikan mereka melakukan kejahatan ini,” kata Abbas kepada Blinken, menuntut gencatan senjata segera dari Israel.
“Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perang genosida dan kehancuran yang dialami rakyat Palestina di Gaza akibat tangan mesin perang Israel, tanpa memperhatikan aturan hukum internasional,” tambah Abbas kepada kantor berita Palestina WAFA.
Para menteri luar negeri dari Qatar, Saudi, Mesir, Yordania, dan Uni Emirat Arab bertemu Blinken di Amman pada Sabtu (4/11/2023). Mereka juga mendorong Washington untuk meyakinkan Israel agar menyetujui gencatan senjata.
Selain itu, Paus Fransiskus pun ikut menyerukan perdamaian.
“Berhenti atas nama Tuhan,” katanya pada Minggu, sambil menyerukan bantuan kemanusiaan dan bantuan bagi mereka yang terluka untuk meringankan situasi “sangat gawat” di Gaza.
Namun, Blinken mengatakan bahwa gencatan senjata akan menguntungkan Hamas, memungkinkan mereka berkumpul kembali dan menyerang lagi. Sebaliknya, Amerika Serikat mendorong adanya jeda lokal dalam pertempuran untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan dan agar orang-orang meninggalkan Jalur Gaza yang berpenduduk padat.