Beberapa jam kemudian, Xi segera mengeluarkan pernyataan melalui Perwakilan Urusan Taiwan China, mengecam keras pidato Tsai.
“Pidato tersebut menganjurkan kemerdekaan, memprovokasi konfrontasi dan menghilangkan fakta sejarah dan bias,” kata kantor itu dalam sebuah pernyataan.
Mereka juga menyatakan bahwa “penyatuan kembali” harus dilakukan dan pintu diskusi akan tertutup jika Taiwan tetap merdeka.
“Provokasi kemerdekaan oleh otoritas Partai Progresif Demokratik adalah sumber ketegangan dan kebingungan dalam hubungan lintas selat dan tantangan utama bagi perdamaian dan stabilitas di sekitar Selat Taiwan,” kata rilis tersebut.
Pertukaran pernyataan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan Taiwan selama seminggu terakhir.
Ketegangan meningkat setelah China menempatkan sekitar 150 pesawat di Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan (ADIZ) dari Jumat hingga Minggu pekan lalu.
Kemudian, Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu menyatakan bahwa partainya akan siap jika harus berperang dengan Cina.
Sementara itu, Tsai menyatakan bahwa Taiwan tidak menginginkan konfrontasi militer dengan siapa pun, termasuk China. Namun, Tsai berjanji akan melakukan segala kemungkinan untuk mempertahankan kedaulatan Taiwan, dilansir dari cnnindonesia.com.