“Tahun ini, lantai tenda Arafah dilapisi pasir sebelum dipasang karpet dan kasur busa. Sehingga, diharapkan permukaannya menjadi lebih rata dan lebih nyaman,” sebut Subhan.
“Tadi kita minta agar penerangan di tenda lebih terang lagi karena banyak juga jamaah yang memanfaatkan waktu di Arafah untuk membaca Al-Qur’an. Saklar listrik kita cek jumlahnya juga cukup banyak,” sambungnya.
Menurut Subhan, luas tenda di Arafah cukup beragam, mulai 250 m2, 300 m2, 375 m2, hingga yang terbesar 600 m2. Jumlah jamaah di setiap tenda disesuaikan dengan luas ruangnya. Rata-rata, setiap jamaah mendapat ruang seluas 1,5 – 1,6 m2.
“Selain tenda, kita juga cek toilet Arafah. Beberapa sudah dilakukan renovasi. Namun, kami minta agar Syarikah segera menyiapkan tambahan toilet di setiap maktabnya,” tegas Subhan.
Keberadaan toilet tambahan di Arafah sangat penting, kata Subhan, untuk mengurangi antrian yang panjang. Hal itu diharapkan akan menambah kenyamanan jamaah. Apalagi, secara lahan dimungkinkan karena kawasan Arafah cukup luas.
“Gus Menteri sangat concern terhadap toilet tambahan di Arafah agar bisa digunakan jamaah,” jelas Subhan.
“Pengecekan kesiapan layanan di Arafah akan dilakukan secara berkala. Senin mendatang akan kita cek lagi untuk melihat progressnya,” sambungnya.
Selain Arafah, pengecekan fasilitas juga dilakukan di tenda-tenda Mina yang akan ditempati jamaah haji Indonesia. Kalau di Arafah jamaah hanya menginap semalam, di Mina masa tinggal mereka lebih lama, paling cepat tiga malam.
“Tadi kita cek tenda di Mina. Lantai yang dulunya batako, sudah dipasang keramik,” kata Subhan.