Aulanews.id- Biochar, bahan mirip arang yang berasal dari biomassa tanaman, telah lama dianggap sebagai alat yang menjanjikan untuk menghilangkan karbon dioksida. Namun, sebuah studi baru oleh para peneliti Stanford menyoroti masalah penting: metode saat ini untuk menilai potensi penyimpanan karbon dari biochar mungkin secara signifikan meremehkan manfaat lingkungannya yang sebenarnya. Makalah yang diterbitkan dalam Environmental Research Letters menunjukkan cara untuk mengevaluasi biochar secara lebih akurat , dan meningkatkan kredibilitasnya sebagai solusi perubahan iklim.
Penelitian ini menantang metrik ketahanan konvensional dan mengusulkan kerangka kerja yang lebih bernuansa untuk mengevaluasi proyek biochar. Penelitian ini muncul dari proyek awal yang meneliti kemampuan tanah untuk menangkap karbon dioksida. Biochar merupakan hasil pembakaran bahan organik secara perlahan dengan sedikit oksigen yang menyerupai arang. Daya tariknya terletak pada kemampuannya untuk menyimpan karbon dalam tanah dalam jangka waktu lama, sehingga mencegahnya masuk kembali ke atmosfer sebagai gas rumah kaca. Daya tahan biochar—ketahanannya terhadap dekomposisi—merupakan faktor kunci dalam menentukan efektivitasnya.
Dengan menganalisis ulang kumpulan data ketahanan biochar terbesar yang ada, para peneliti menemukan bahwa hanya mengandalkan rasio hidrogen terhadap karbon mengabaikan faktor-faktor penting seperti jenis tanah, kondisi lingkungan, dan variabilitas bahan baku biochar. Tanpa faktor-faktor ini, model sering kali gagal memprediksi hasil dunia nyata untuk penyimpanan karbon dan manfaat bagi kesehatan tanah dan tanaman. Studi tersebut juga menemukan bahwa standar saat ini mungkin meremehkan potensi penyimpanan karbon dari banyak proyek biochar. Eksperimen laboratorium, yang sering kali menjadi dasar penilaian ketahanan, lebih mudah dilakukan tetapi sering kali gagal untuk secara akurat mereplikasi kondisi dunia nyata. Misalnya, studi lapangan menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti komposisi tanah dan iklim lokal dapat secara drastis memengaruhi perilaku biochar setelah digunakan.
Studi ini juga menggarisbawahi perlunya uji coba lapangan global yang terkoordinasi untuk lebih memahami bagaimana variabel lingkungan memengaruhi kinerja biochar. Uji coba ini dapat memberikan informasi mengenai standar ketahanan baru yang memperhitungkan variabilitas di dunia nyata, yang membuka jalan bagi penghitungan karbon yang lebih akurat. dilansir dari phys.org, pada (05/02/2025).