Sementara Ketua Panitia Sanggub Pondok Pesantren Assirojiyyah, Nur Amin mengatakan ada sebanyak 123 santri yang mengikuti pelatihan kebencanaan. Kegiatan tersebut melibatkan BPBD, FPRB, LPBI NU, dan PMI Sampang.
Ketua LPBINU Sampang, Umar Faruq mengapresiasi kegiatan ini. Karena menurutnya, pelatihan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para relawan. Serta, sebagai bekal awal untuk terus meningkatkan kapasitas diri sebagai relawan.
“Pelatihan yang diselenggarakan FPRB ini sangat luar biasa. Karena jarang-jarang di Sampang relawan dilatih untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dan skill masing-masing, ” ungkapnya .
Umar menjelaskan, salah satu tujuan LPBINU Sampang mengikutsertakan anggotanya ialah untuk mensinergikan dengan relawan yang lain. Di samping untuk memperluas wawasan dan juga skill, supaya relawan lebih sensitif dalam siap siaga bencana.
“Peserta pelatihan ini dibatasi 60 peserta di setiap organisasi atau komunitas. LPBINU Sampang mendelegasikan 10 orang. Namun ketika hari H, ada yang sakit. Dan tersisa 7 orang yang ikut pelatihan,” jelasnya.
Ia menambahkan, bencana merupakan persoalan komplit. Tidak melulu diisi peran laki-laki, namun juga butuh peran perempuan. Karena ketika bencana ada yang tidak bisa dikerjakan oleh laki-laki, dan hanya perempuan yang dapat melakukannya.
“Sehingga dalam kebencanaan ini perlu porsi untuk perempuan, salah satunya di psikososial. Maka dari itu, LPBINU mendelegasikan anggota perempuannya dalam pelatihan ini,” pungkasnya. Dy