Rencana suksesi
Serangan itu terjadi dua hari setelah Israel membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangkaian serangan udara besar-besaran di pinggiran selatan Beirut yang meratakan beberapa bangunan.
Militer Israel juga membunuh pejabat politik senior Hizbullah Sheikh Nabil Kaouk pada hari Minggu.
Kelompok itu belum mengumumkan rencana suksesi siapa yang akan menggantikan pemimpinnya yang terbunuh yang dipandang sebagai tokoh penting dalam konfrontasi kelompok sebelumnya melawan Israel, termasuk pembebasan Lebanon selatan dari pendudukan Israel pada tahun 2000.
Hizbullah pada hari Minggu menepis laporan media tentang rencananya untuk menggantikan Nasrallah, menekankan bahwa setiap berita tentang perubahan organisasi dalam kelompok itu tidak memiliki nilai kecuali dikonfirmasi oleh pernyataan resmi dari partai.
Terlepas dari kerusakan besar yang ditimbulkan pembunuhan Israel pada kepemimpinan politik dan militer Hizbullah, kelompok itu terus melancarkan serangan terhadap Israel pada hari Minggu.
Hizbullah mengumumkan beberapa operasi militer terhadap pangkalan Israel serta serangan roket yang menargetkan kota Safad.
Israel meluncurkan kampanye pengeboman besar-besaran terhadap Lebanon pada 23 September dengan tujuan yang dinyatakan untuk mendorong Hizbullah keluar dari perbatasannya.
Serangan itu telah menewaskan ratusan orang dan meninggalkan kehancuran yang meluas di desa-desa dan kota-kota di seluruh Lebanon terutama di selatan negara itu.
Krisis perpindahan
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan pada hari Minggu bahwa sebanyak 1 juta orang telah mengungsi akibat kekerasan itu, menuduh Israel melakukan operasi kriminal setiap hari di seluruh negeri.