Probolinggo, aulanews.id – Desakan sejumlah kalangan terhadap kepengurusan PCNU Kota Kraksaan Probolinggo agar di gelar konfrensi Luar Biasa (KLB ), mendapat tanggapan dari katib syuriyah PWNU Jawa Timur, KH Syafruddin Syarif.
Menurutnya desakan untuk menggelar KLB tersebut merupakan salah alamat. Sebab di AD-ART, NU tidak ada yang mengatur istilah tersebut. ” kepengurusan PCNU fun – fun saja, biarkan anjing menggonggong, kafilah berlalu” Ungkapnya pada acara peringatan Maulid Nabi dan Hari Santri Nasional yang di gelar oleh PCNU kota kraksaan selasa ( 26/10 ) .
Namun demikian, KH Syafruddin Syarif mengatakan bahwa jika harus di lakukan pergantian kepengurusan, maka akan di gelar dengan syistem Pergantian Antar Waktu (PAW). tidak ada yang namanya KLB atau apa di dalam tubuh NU, KLB PAW atau pergantian antar waktu memnag ada” Tambahnya.
Sebelumnya, ratusan kiai pengasuh pondok pesantren di kabupaten setempat berkumpul. Opsi untuk memperbaiki Kabupaten Probolinggo pun mereka suarakan. mereka menyoroti tantang kondsi kabupaten probolinggo paska tertangkapnya bupati Probolinggo dan suaminya Hasan Aminudiin oleh KPK.
Abdul Wahid, salah satu deklarator Forum Silaturrahim Ulama Kabupaten Probolinggo mengatakan, forum menilai kondisi pemerintahan Pemkab Probolinggo sedang tidak stabil. Tentu saja caranya tidak langsung memperbaiki Pemkab Probolinggo sebagai representasi warga Kabupaten Probolinggo.
Para kiai sepakat, perbaikan dimulai dari rumah besar umat Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang bernama NU. Ketidakstabilan Kabupaten Probolinggo ini juga berimbas terhadap organisasi keagamaan. Khususnya Nahdatul Ulama (NU). Mawardi Abdul Wahid, salah satu deklarator Forum Silaturrahim Ulama Kabupaten Probolinggo mengatakan, forum menilai kondisi pemerintahan Pemkab Probolinggo sedang tidak stabil.