Ayahnya seharusnya berangkat pada 2020. Namun, karena pandemi covid-19, keberangkatan ayahnya untuk beribadah haji tertunda. Tahun ini, saat tiba waktu berangkat, ayahnya udzur sakit dan meminta Bagas menggantikan.
“Proses penggantian pun sangat mudah, dengan dibantu Kementerian Agama dan KBIH, saya dapat menggantikan porsi ayah untuk menemani Ibu,” kata Bagas.
Bukan hanya itu, Bagas menuturkan, layanan haji begitu sigap, dari mulai pra keberangkatan haji, saat di embarkasi maupun kedatangan di Bandara.
“Saya belum pernah umrah maupun haji. Namun saya perhatikan, yang sudah sepuh-sepuh, yang memang butuh perhatian khusus, dilayani dengan baik. Petugas haji baik, yang butuh kursi roda dipercepat, kursi roda yang naik bisnis diprioritaskan lebih dulu,” kata Bagas.
Tak berselang lama, penerbangan berikutnya tiba, tas paspor Bagas yang tertinggal, juga turut serta datang bersama jamaah haji Indonesia. Senyum mengembang di wajah Bagas, kini ia dapat kembali membersamai ibunya yang lebih dulu diantar ke hotel di Madinah.