Petugas kesehatan di Gaza bekerja keras di tengah ‘pembantaian’ serangan udara

“WHO sangat prihatin dengan ketegangan yang tak tertahankan akibat meningkatnya permusuhan yang berdampak pada beberapa rumah sakit di Gaza yang tetap buka – dengan sebagian besar sistem kesehatan hancur dan lumpuh,” kata pimpinan WHO pada hari Senin.

Dalam postingan media sosialnya, Casey dari WHO menggambarkan situasi di Rumah Sakit Al-Aqsa sebagai “pertumpahan darah”. Dia menunjuk seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun, Ahmed, yang terbaring sekarat di lantai fasilitas tersebut setelah menderita luka parah akibat ledakan saat dia menyeberang jalan dekat Nuseirat.

‘Ini pertumpahan darah’

“Kami telah melihat anak-anak, perempuan, laki-laki muda, laki-laki dan perempuan tua, orang-orang yang mengalami pendarahan,” katanya, sambil mencatat bahwa pasien tidak dapat dengan mudah dirujuk ke tempat lain untuk mendapatkan perawatan yang menyelamatkan nyawa. “Saat ini ada darah di mana-mana di rumah sakit ini. Kami melihat hampir hanya kasus trauma yang muncul, dan pada skala yang cukup sulit dipercaya. Ini adalah pertumpahan darah seperti yang kami katakan sebelumnya, ini adalah pembantaian.”

Perkembangan ini menyusul kunjungan bersama WHO dan mitranya pada Hari Natal ke Rumah Sakit Al-Aqsa untuk menilai kebutuhan setelah serangan di wilayah tengah Gaza pada akhir pekan.

Baca Juga:  Perekonomian Israel hancur akibat perang selama 11 bulan

Meskipun Rumah Sakit Al-Aqsa memiliki persediaan medis dan bahan bakar untuk menjalankan generator, Casey menegaskan bahwa fasilitas tersebut menerima lebih banyak pasien daripada kapasitas tempat tidur dan staf yang dapat menanganinya, yang berarti bahwa banyak pasien yang terluka tidak dapat bertahan menunggu perawatan.

Jakarta – Sekretaris Baranahan Kemhan Laksamana Pertama TNI Mochamad Taufik Hidayat, memimpin Rapat Tindak Lanjut Rakor Pengembangan Ketahanan Pangan di......

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist