Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan bahwa tim medis tidak dapat memberikan layanan apa pun yang menyelamatkan nyawa orang-orang yang terluka dan sakit di Kompleks Al-Shifa dan menambahkan bahwa pendudukan Israel telah berubah, kompleks tersebut menjadi zona perang terbuka.
PERLINDUNGAN KOMPLEKS KESEHATAN
Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) meminta lembaga-lembaga internasional di Gaza untuk pergi ke Kompleks Al-Shifa untuk melindunginya dan orang-orang di dalamnya, mengingat bahwa kompleks tersebut sedang dikepung dan hal itu dinilai sebagai kejahatan perang dengan menganggap pendudukan Israel dan komunitas internasional bertanggung jawab atas keselamatan staf medis, korban luka, dan pengungsi di dalam Kompleks Medis Al-Shifa.
Doctors Without Borders memperingatkan pada hari Minggu (12/11/2023) bahwa jika pertumpahan darah tidak segera berhenti melalui gencatan senjata atau evakuasi minimum pasien, rumah sakit ini akan menjadi kamar mayat.
Dalam konteks terkait, para aktivis menyebarkan di media sosial klip video seorang dokter di Inggris yang pingsan saat membaca pesan darurat dari direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, di mana para pekerja layanan kesehatan berkumpul di depan kantor Perdana Menteri di London. Mengibarkan spanduk bertuliskan nama lebih dari 200 dokter yang telah menjadi martir sejauh ini.
Penulis : Cindy
Editor : Hendro