Oleh kerena itu, sambungnya, seorang guru hendaknya senantiasa membuat keseimbangan antara kehidupan dunia dan juga ukhrawi. “Agar bisa pintar dan benar, maka guru Maarif harus terus mengasah keilmuan, sekaligus banyak berdzikir, sehingga hidupnya seimbang dan selalu bahagi,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Maarif NU Jatim, Gus Shodiq menyampaikan lima modal Modal atau prasyarat dalam membangun sebuah institusi pendidikan atau sekolah/madrasah agar bermanfaat. Kelima modal itu adalah modal nama Ma’arif, Modal Jejaring, Modal Sosial, Modal Technologi dan Modal Keuangan. “Sekolah Maarif perlu optimal membangun branding, jangan hanya bisa ngomong sekolah lain lebih baik, tapi harus yakin dan percaya bahwa sekolah Ma’arif lebih baik,” tegas wakil rektor Unisma Malang ini.
Dalam hal jejaring Maarif, Gus Shodiq mengajak keluarga besar Maarif dan warga NU untuk menyukseskan Gerakan Sekolah Maarif atau GSM. Menghadapi Musinlm Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPPDB 2024/2025, Maarif NU Jatim sudah menyiapkan patform digital untuk daftar di sekolah Maarif melalui platform e-GSM. “Modal jejaring yang diperkuat modal.teknologi seperti e-GSM ini, saya optimis Maarif akan selalu jaya, Amin,” harapnya. (*)