Perundingan Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas Usai Pernyataan Biden

“Kami telah mencapai kesuksesan besar,” katanya. “Ini akan membantu kami melanjutkan kampanye hingga meraih kemenangan total.”

“PERMINTAAN YANG TIDAK MASUK AKAL”
Sebelumnya, juru bicara pemerintah Israel Tal Heinrich mengatakan kesepakatan apa pun tetap mengharuskan Hamas untuk membatalkan “tuntutan aneh, di orbit lain, di planet lain”. Dia menambahkan: “Kami bersedia. Namun pertanyaannya apakah Hamas bersedia.”

Qatar yang bertindak sebagai mediator utama mengatakan belum ada terobosan yang bisa dicapai.

“Kami belum memiliki kesepakatan akhir mengenai masalah apa pun yang menghambat pencapaian kesepakatan,” kata Majed Al Ansari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar. “Kami tetap berharap bahwa kami bisa mencapai semacam kesepakatan.”

Dua pejabat senior Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa pernyataan Biden tampaknya terlalu dini.

Masih ada “kesenjangan besar yang harus dijembatani”, kata salah satu dari mereka. “Masalah utama dari gencatan senjata dan penarikan pasukan Israel tidak disebutkan dengan jelas, sehingga menunda tercapainya kesepakatan.”

Pejuang Hamas membunuh 1.200 orang dan menyandera 253 orang pada 7 Oktober, menurut penghitungan Israel, sehingga memicu serangan darat Israel di Gaza. Otoritas kesehatan di enklafe tersebut mengatakan hampir 30.000 orang dipastikan tewas.

Hamas telah lama menyatakan akan membebaskan seluruh sanderanya hanya sebagai bagian dari kesepakatan yang mengakhiri perang untuk selamanya. Israel mengatakan pihaknya hanya akan mempertimbangkan jeda sementara, dan tidak akan mengakhiri perang sampai kelompok militan tersebut dibasmi.

Menurut sumber senior yang dekat dengan pembicaraan tersebut, proposal rancangan yang dibahas adalah untuk gencatan senjata selama 40 hari di mana Hamas akan membebaskan sekitar 40 sandera – termasuk perempuan, mereka yang berusia di bawah 19 atau lebih dari 50 tahun, dan orang sakit – sebagai imbalan untuk sekitar 400 tahanan Palestina, dengan rasio 10 banding 1.

Israel akan menempatkan kembali pasukannya di luar wilayah pemukiman. Penduduk Gaza, selain laki-laki yang sudah cukup umur untuk berperang, akan diizinkan untuk pulang ke daerah yang sebelumnya dievakuasi, dan bantuan akan ditingkatkan, termasuk pasokan perumahan yang mendesak.

Di Rafah, di mana lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza kini berlindung di tepi selatan wilayah tersebut, Rehab Redwan putus asa dengan prospek gencatan senjata sementara yang hanya akan menyebabkan pecahnya kembali pertempuran. Satu-satunya gencatan senjata perang sejauh ini gagal pada bulan November hanya dalam waktu seminggu.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist