Inflasi pangan masih menjadi masalah yang mendesak hampir separuh negara berkembang mengalami angka di atas lima persen.
Hal ini telah memperparah kerawanan pangan, khususnya di negara-negara berpendapatan rendah yang sudah bergulat dengan kejadian cuaca ekstrem, konflik, dan ketidakstabilan ekonomi.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa inflasi pangan yang terus-menerus, ditambah dengan pertumbuhan ekonomi yang lambat, dapat mendorong jutaan orang ke dalam jurang kemiskinan.
Mineral penting: peluang dan risikoMeningkatnya permintaan industri akan mineral penting, seperti litium dan kobalt, menghadirkan peluang dan risiko.
Bagi negara-negara berkembang yang kaya sumber daya, mineral-mineral ini menawarkan potensi pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan untuk mempercepat kemajuan menuju 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Namun, laporan ini memperingatkan bahwa tata kelola yang buruk, praktik ketenagakerjaan yang tidak aman, dan degradasi lingkungan dapat melemahkan manfaat jangka panjang dan memperburuk kesenjangan.
Menyerukan kebijakan komprehensif untuk memastikan ekstraksi berkelanjutan dan pembagian manfaat yang adil, ketua DESA Li Junhua menekankan: “Mineral penting mempunyai potensi besar untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan, namun hanya jika dikelola secara bertanggung jawab.”
Menyerukan tindakan multilateral yang beraniLaporan ini diakhiri dengan seruan untuk melakukan tindakan multilateral yang berani untuk mengatasi krisis global yang saling terkait, termasuk utang, kesenjangan dan perubahan iklim.
Pemerintah didesak untuk fokus pada investasi di bidang energi ramah lingkungan, infrastruktur, dan sektor sosial penting seperti kesehatan dan pendidikan.
Kerja sama internasional yang lebih kuat dianggap penting untuk mengelola risiko dan peluang yang terkait dengan mineral-mineral penting, memastikan bahwa negara-negara berkembang dapat memperoleh manfaat secara adil dan berkelanjutan.