Search

Pertempuran Dua Raksasa di Nusantara (4)

Aulanews.id – Pasokan pasukan darat dari Dyah Wijaya menjadi berlimpah, karena dibantu oleh pasukan darat dari Arya Wiraraja.

Efek kejut dari serangan armada darat Majapahit, berhasil membuat panik tentara Mongol yang tidak siap dengan serangan dadakan tersebut.

Pasukannya Majapahit berhasil membunuh banyak prajurit Mongol, sehingga memaksa tentara Mongol tersebar menjadi tiga kelompok. Pertama tentara Mongol yang tergabung dalam pasukan pertama langsung berlari kembali menuju ke kapalnya.
Kapal-kapal ini yang awalnya, dipergunakan untuk mengangkut oleh pasukan partama, yang sebelumnya dipersiapkan saat menyerang Daha.

Sedangkan sisa pasukan kedua dan ketiga Mongol balik kucing, mengikuti jalur pinggiran sungai antara Daha dan Majapahit. Mengapa menuju arah balik ke kerajaan Majapahit, bukan kearah lain ? Karena titik kumpul melawan Kerajaan Kediri adalah di Majapahit, ditambah 100 kapal pasukan Mongol masih tertambat di Kalimas. Lokasi Kalimas merupakan benteng awal tentara Mongol saat masuk menyerang Kediri. Selain itu, tentara mongol hanya mengetahui jalur Daha-Majapahit saja.

Pasukan pimpinan Gao Xing dan Ike Mese yang memimpin pasukan kedua dan ketiga Sudah ditunggu oleh gerilyawan pasukan Majapahit pimpinan Arya Wiraraja. Pasukan Majapahit berhasil menyergap pasukan Gao Xing dan Ike Mese yang telah disebar di jalur antara Daha – Majapahit.

Baca Juga:  Jepang Mengonfirmasi Bahwa Para Ahli Bertemu di Tiongkok untuk Meredakan Kekhawatiran Mengenai Pembuangan Air Radioaktif yang Telah Diolah

Dyah Wijaya tidak langsung menyerang secara terbuka pasukan mongol tersebut. Namun, justru mengurangi jumlah mereka sedikit demi sedikit. Selama pelarian, tentara Mongol kehilangan semua rampasan yang ditangkap sebelumnya.

Pertempuran Kedua : Pertempuran Terbuka di Pantai Tuban
Sedangkan armada Mongol yang berada di Tuban, juga mengalami nasip yang serupa dengan pasukan inti yang kocar kacir disergap oleh gerilyawan Majapahit.

Aulanews.id – Wawancara Ali: “Malam ini kami kejam di sepertiga akhir” Baca Juga:  Budaya Patriarki dan Contohnya yang Ada di Indonesia

...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist