Keempat, Mongol meramu strategi invasinya hanya untuk menghadapi kekuatan armada Kediri. Konyolnya, tidak menyiapkan strategi pertempuran gerilya darat dan perang terbuka di laut yang sudah didesain oleh Dyah Wijaya. Dan lebih konyol lagi, Panglima Mongol merancang rute serangan atas Kediri atas petunjuk dari Dyah Wijaya.
Hal ini berakibat fatal bagi peta kekuatan armada Mongol pada akhirnya, karena mengandung konsekwensi antara lain: (1) Mongol gagal menyembunyikan kekuatan intinya di hadapan Dyah Wijaya.
Sehingga peta kekuatan militer Mongol benar-benar telanjang di kandang Majapahit (2) Base Camp tentara Mongol yang berada di lokasi Singasari, Majapahit, Kalimas hingga Tuban sudah terukur dengan rinci oleh Dyah Wijaya.
(3) Panglima-panglima Mongol sama sekali tidak mengetahui kekuatan Majapahit yang sebenarnya, baik armada darat maupun armada lautnya.
(4) Dyah Wijaya juga terus memantau, dan memastikan strateginya berjalan dengan baik. Caranya, dengan turun langsung ke gelanggang pertempuran, beserta para panglima Mongol saat melumat Kediri.
Sedangkan keseluruhan armada Mongol dibagi menjadi tiga basecamp besar dan satu basecap transit, antara lain: (1) Basecamp Pertama Tentara Mongol ditempatkan di pantai Tuban. Kapal-kapal Mongol sebagian besar di tempatkan di Tuban (Seri ke-2, Bersambung).***
Sumber :
- Berg, C. C. (1930). Rangga Lawe, Middeljavaansche Historische Roman, BJ 1. Weltevreden: Albert & Co.
- Transkripsi aslinya adalah zhǎowā chuán, yang berarti kapal jung Jawa.
- Weatherford, Jack Genghis khan and the making of the modern world.
- da Pordenone, Odoric. The Travels of Friar Odoric.
- Shi Bi’s notes book.
- Kidung Panji-Wijayakrama.
- Negarakertagama.
- Song Lian. Sejarah Yuan.