Israel menghadapi kritik keras pada November lalu ketika tentara pertama kali menggerebek rumah sakit tersebut. Pasukan menemukan terowongan di sana, yang menurut mereka digunakan sebagai pusat komando dan kendali Hamas.
Pasukan Israel menembak dan membunuh ahli farmakologi Palestina, Mohammad Al-Nono di luar rumah sakit Al Shifa setelah mereka memerintahkan dia untuk dievakuasi, bersama beberapa rekannya, kata keluarganya. Salah satu anggota keluarga mengatakan mereka mengetahui kematiannya dari dokter lain. Militer Israel belum memberikan komentar.
Nono adalah saudara laki-laki Taher Al-Nono, yang menjabat sebagai penasihat media pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.
Media Hamas mengatakan 19 warga Palestina tewas di Kota Gaza pada hari Sabtu dan beberapa lainnya terluka di bundaran Kuwait ketika mereka menunggu truk bantuan.
“Kami selamat dari kematian, mereka menembak kami, banyak yang syahid, banyak yang terluka, kami hampir mati agar anak-anak kami bisa makan,” kata Alaa al-Khoudary, warga Kota Gaza yang baru saja kembali dari bundaran Kuwait membawa tas bantuan.
Militer Israel mengatakan insiden tersebut sedang diselidiki, namun “temuan awal menunjukkan bahwa tidak ada serangan udara terhadap konvoi tersebut, juga tidak ditemukan insiden pasukan IDF yang menembaki orang-orang di konvoi bantuan.”
“IDF memfasilitasi konvoi bantuan untuk mengirimkan makanan kepada orang-orang di Gaza Utara. Saat mendekati titik distribusi yang ditentukan, konvoi tersebut dicegat dan dijarah oleh ratusan warga Gaza, di utara koridor kemanusiaan,” kata pernyataan militer Israel.
Di Rafah, tempat lebih dari satu juta orang berlindung, para pejabat kesehatan mengatakan serangan udara Israel terhadap sebuah rumah menewaskan delapan orang dan melukai lainnya.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka menewaskan sedikitnya 20 pria bersenjata dalam serangan udara dan pertempuran jarak dekat di Gaza tengah dan di wilayah selatan Khan Younis.
Lebih dari 32.000 warga Palestina telah terbunuh sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza, menurut otoritas kesehatan di daerah enklaf yang dikuasai Hamas.
Perang tersebut dipicu ketika pejuang Hamas menyeberang ke Israel selatan dan mengamuk pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang, menurut penghitungan Israel.