Ular-ular ini sudah menjadi makanan lezat di Thailand dan Vietnam, meskipun beberapa peneliti meragukan bahwa mereka dapat pernah berkembang di pasar makanan Amerika Utara dan memperingatkan tentang tingkat merkuri tinggi di ular-ular di seluruh Florida. Di luar dunia ular, penyebab konflik manusia-hewan liar lainnya bisa lebih kompleks.
Sebagai contoh, pencairan es laut menyebabkan beruang kutub di Arktik menghabiskan lebih banyak waktu berburu di daratan—dan lebih dekat dengan manusia. Meskipun tidak ada serangan beruang kutub individu yang dapat langsung dikaitkan dengan perubahan iklim, serangan-serangan dalam dua dekade terakhir menyoroti bagaimana pergeseran habitat dapat meningkatkan peluang terjadinya pertemuan mematikan dengan hewan liar, melaporkan Washington Post.
Banyak contoh interaksi yang dipengaruhi oleh iklim antara manusia dan hewan liar dapat ditemukan di seluruh dunia, dan dapat membahayakan hewan bersama manusia. Pekan ini, saya menulis dari Cape Cod, Massachusetts, di mana saya sedang melaporkan sebuah cerita tentang ikan paus Atlantik Utara. Di masa lalu, saya telah meliput bagaimana raksasa laut ini bergerak lebih dekat ke aktivitas manusia di jalur pelayaran karena sumber makanan utama mereka—krustasea kecil yang dikenal sebagai copepods—menggeser jangkauannya, sebagian besar sebagai respons terhadap perubahan iklim. Kapal-kapal secara tidak sengaja dapat bertabrakan dengan dan membunuh ikan paus, berkontribusi pada masalah “tabrakan di laut” secara global.
Wabah Penyakit yang Dibawa Hewan: Seperti yang kita lihat dengan flu burung, penyakit hewan tidak selalu terbatas pada satu spesies. Saat dampak perubahan iklim memaksa hewan dan manusia lebih dekat, ada lebih banyak kesempatan untuk “peristiwa tumpahan penyakit” ini, melaporkan Financial Times.
Dalam banyak kasus, risiko tumpahan penyakit yang diinduksi oleh iklim terbesar berasal dari beberapa hewan terkecil: serangga. Suhu yang semakin hangat dapat mempercepat reproduksi, meningkatkan tingkat gigitan, dan memperluas jangkauan geografis berbagai spesies nyamuk, yang membawa berbagai penyakit. Laporan 2023 dari Organisasi Kesehatan Dunia menyoroti hubungan antara perubahan iklim dan malaria, yang disebarkan oleh nyamuk Anopheles.
Demikian pula, demam berdarah yang ditularkan oleh nyamuk juga menyebar ke tempat-tempat di mana sebelumnya tidak pernah terdeteksi karena perubahan iklim dan urbanisasi, melaporkan Sierra Magazine. Situasinya terutama suram di Peru, di mana jumlah kematian akibat demam berdarah telah lebih dari tiga kali lipat hingga saat ini tahun ini.