Aulanews.id – Momentum 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) dimanfaatkan seorang pelukis asal Boyolali Jawa Tengah untuk memberikan salah satu karyanya kepada NU. Karya berupa lukisan KH Hasan Gipo dipersembahkan kepada Pengurus Besar NU (PBNU) melalui Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar.
Adalah J Hasanto, pelukis Boyolali yang secara khusus memberikan lukisannya untuk NU. Pemberian lukisan dilaksanakan di kediaaman Kiai Miftachul Akhyar, Jumat (25/11/2022)sore. “Lukisan diserahkan langsung ke Buya Miftachul Akhyar setelah ngaji rutin tiap jumat di Pondok kedung,” ungkap Hasanto. Dalam kesempatan itu, pelukis Boyolali ini didampingi perwakilan keluarga KH Hasan Gipo dan keluarga KH Mas Mansyur.
Hasan Gipo yang bernama lengkap Hasan Basri itu dilahirkan di Kampung Sawahan pada 1869 M, tepatnya di Jalan Ampel Masjid (kini Jalan Kalimas Udik). Ia merupakan keturunan keluarga besar dari Marga Gipo, sehingga Gipo diletakkan di belakang nama Hasan.
Nama Gipo merupakan singkatan dari Sagipoddin dari bahasa Arab Saqifuddin. Saqaf (pelindung) dan al-dien (agama).Silsilahnya tersambung Ke Bani SAGIPODDIN.H Hasan Gipo Bin H Abdullah Gipo Bin H Tarmidzi Gipo Bin H Abdul Latief ( Mbah Gipo Singkatan dari SAGIPODDIN). Kampung tempat Gipo berada dikenal sebagai Gang Gipo. Keluarga ini mempunyai makam keluarga yang dinamai makam keluarga, makam Gipo di kompleks Masjid Ampel.
Secara silsilah, Hasan Gipo memiliki hubungan keluarga ( MISANAN)dengan KH Mas Mansur Gipo Bin Hj Roudhoh Gipo Binti H Tarmidzi Gipo Bin H Abdul Latief ( Mbah Gipo Singkatan dari SAGIPODDIN ) (Muhammadiyah). Sebab KH Mas Mansur masih keturunan dari Abdul Latief / Mbah Gipo ( SAGIPODDIN). Dari beberapa keterangan, bisa ditarik disimpulkan, keturunan Sagipoddin mempunyai akar kuat di Kalangan Nahdlatul Ulama ataupun Muhammadiyah.
Penunjukkan Hasan Gipo sebagai Ketua Umum atau Ketua Tanfidziyah atau dahulu istilahnya Presiden, sebab beliau merupakan sosok yang limited edition sebagai Tokoh Pergerakan di Emberio NAHDLOTUL OELAMA’ Menjadi Presiden ( TAKMIROEL MASADJID). Sebagai Kepala sekolah (TASWIRUL AFKAR ). Dan juga Pimpinan ( NAHDLOTUT TUJJAR) dipercaya Sama Keluarga Besar Ampel Dento.
Bermula dari musyawarah kecil pembentukan pengurus NU yang melibatkan sebagian tokoh dari daerah Ampel, Kawatan, Bubutan, dan daerah sekitar Surabaya. Dalam forum musyawarah itu disebutkan Hasan Gipo sebagai Ketua Tanfidziyah NU yang pertama.
Pada masa itu, NU masih berbentuk embrio di mana Rais Syuriah adalah KH Said dari Paneleh, Surabaya, KH Asy’ari dipilih sebagai Rais Akbar Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO) dengan KH Wahab Hasbullah sebagai Katib ‘Am.