“Pertama, saya bersama coach Jacksen adalah teman-teman ketika sama-sama bermain. Kami, termasuk Coach Uston dan coach Bejo, membawa Persebaya juara (Liga Indonesia) tahun 1996-1997. Saat itu saya menjadi kapten, Jacksen adalah strikernya,” kata Aji.
“Hubungan saya dengan Jacksen memang sangat dekat, termasuk dengan orang-orang di Persipura. Ini karena kedekatan emosional saya. Saya terus berusaha belajar dengan baik,” imbuh pelatih asli Malang itu.
Sebenarnya, Aji dan Jacksen sudah beberapa kali bertemu sebagai pelatih di masing-masing klub. Sejak era Liga 1 dimulai pada 2017, Aji telah menangani Arema FC dan Persela Lamongan. Sementara Jacksen pernah menjadi arsitek Barito Putera.
Mereka kerap bertemu dalam laga uji coba atau kompetisi Liga 1 bersama klub-klub tersebut. Tapi, pertemuan kali lebih istimewa karena Aji kini telah menangani Persebaya. Jacksen juga berstatus mantan pelatih Persebaya yang memberi gelar Divisi Utama 2004.
Bercanda di Luar Lapangan Hijau
Dua pelatih ini sama-sama berdomisili di Jawa Timur. Jacksen tinggal di Surabaya, sedangkan Aji di Malang. Setiap ada kesempatan, mereka selalu memanfaatkan waktu untuk berbincang.
“Di lapangan bertemu, masing-masing karena pekerjaan, itu normal. Setiap bertemu pasti kami berbincang atau guyon (bercanda). Hubungan kami lebih dekat dibanding pelatih-pelatih lain. Dalam pertandingan ini mereka sama,” ungkap Jacksen.
Saat ini, Persebaya dan Persipura sama-sama dalam kondisi kurang apik setelah melakoni seri pertama lalu dalam enam pertandingan. Mereka sama-sama terjebak di papan tengah dengan hasil yang kurang memuaskan.