Aulanews.id – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Mukri menegaskan pentingnya persatuan umat dalam menghadapi perubahan zaman yang kini sedang terjadi. “Kita bukan siapa-siapa dan kita tidak menjadi apa-apa kalau hanya sendirian. Khoiru nass anfauhum lin nass. Kebahagiaan hakiki itu diperoleh ketika terselenggaranya kebaikan. Itu adalah kunci,” tegas Mukri saat menjadi pembicara dalam “Ngaji Revolusi Mental” di Pondok Pesantren Miftachussunnah, Kedungtarukan Surabaya, Ahad (8/10/2023).
Diskusi yang digelar PBNU bekerja sama dengan Kemenko PMK, mengangkat sejumlah tema Revolusi Mental terkait nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia, seperti gotong royong, etos kerja dan integritas kepribadian.
Prof Mukri menjelaskan, sejak ratusan tahun silam, Indonesia memang sudah terlatih untuk hidup kompak, bersatu dan saling menolong. “Tidak ada negara seberagam Indonesia. Tapi dengan keberagaman itu kita bisa menunjukkan kita mampu Bersatu. Gen kita itu Bhinneka Tungga Ika,” tegas tokoh NU dari Lampung itu.
Saat ini umat Islam saat ini mengalami goncangan-goncangan dengan terjadinya perubahan dan kemajuan yang luar biasa. Perkembangan teknologi menjadikan perubahan perilaku manusia termasuk nahdliyin. Dengan teknologi, apapun pertanyaannya kini bisa dijawab oleh AI. “Bahkan pertanyaan soal fikih, perhitungan zakat sampai jodohpun ada jawabannya. Menghadapi hal seperti itu apa pegangan kita? Kita harus belajar dari ajaran dalam Al quran, dalam surat Al Imron 103, Allah memerintahkan kita untuk tidak tercerai berai. Tiada lain, umat harus bersatu,” tuturnya.
Mukri mengibaratkan seperti sapu lidi yang hanya bisa membersihkan jika bersama-sama. Sehelai lidi tak akan pernah bisa menyapu. Sama seperti sapu lidi, NU adalah sebuah organisasi terbesar bahkan di dunia. Namun, jika tercerai-berai NU tidak akan berguna. “Untuk itulah kini organisasi NU sedang ditata dibenahi. NU sedang sibuk merapatkan barisan jam’iyahkan jamaah. Ada verval (verifikasi validasi) tujuannya untuk menata agar organisasi ini tegak satu komando agar solid, utuh tidak tercerai berai,” jelas Ketua MUI Provinsi Lampung ini.(Vin)