Dikotomi antara Sekolah Negeri dan Swasta begitu juga dengan siswanya, seharusnya sudah tidak ada, karena Kwalitas SMA/SMK/MA Swasta di Sidoarjo bisa dibilang sangat produktif dan unggulan tidak kalah dengan SMA/SMK/MA Negeri, terbutik dari banyaknya SMA Swasta menjadi SMA Penggerak dan SMK Swasta yang mendapatkan CEO dan Pusat Keunggulan (PK) dari Pemerintah Pusat, bahkan Dirjen Vokasi Kementrian Pendidkan dan Ristek Wikan Sakarinto memberikan penghargaan kepada beberapa SMK Swasta dan menyempatkan mengunjungi SMK Swasta tersebut, belum lagi SMK Swasta di Sidoarjo juga menyabet 2 penghargaan dari 6 penghargaan yang disiapkan oleh Kemendikbudristek.
Pemberlakuan aturan yang setara antara SMA/SMK/MA Negeri dan Swasta khususnya terhadap perpanjangan ijin operasional sekolah (jika SMA/SMK/MA Negeri tidak perlu melakukan perpanjangan operasional, maka SMA/SMK/MA Swasta pun diberlakukan aturan yang sama. Setidaknya: Menyederhanakan baik proses maupun persyaratan perpanjangan ijin operasional dan atau penambahan program keahlian baru yang dirasa sangat memberatkan sekolah (SMK) swasta.
Salah satu bentuk hadirnya Negara dalam pendidikan bukan hanya dengan mendirikan SMA/SMK/MA Negeri akan tetapi memberikan bantuan berupa support kepada SMA/SMK/MA Swasta selain BPOPP untuk SMA/SMK/MA Swasta supaya dipertahankan ataupun ditambah sebagai bentuk sumbangsih Negara dalan pendidikan perlu juga meningkatkan anggaran hibah daerah berbentuk swakelolah untuk bantuan Sarpras SMK Swasta (SMK/Pendidikan Vokasi mempunyai persoalan yang lebih kompleks karena penjurusannya banyak dan ilmu yang diajarkan berupa ilmu terapan), baik RKB, RPS, HEHAB, PERPUS, TEKNOPARCK, TEFA, ALAT PRAKTEK SISWA, REVITALISASI, SEKOLAH RUJUKAN, BKK, LSP, ISO, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan peningkatan kwalitas lulusan SMK di Jawa Timur.