Yuan Dayong, Vice Director of Education Centre, menekankan pentingnya hubungan antara Indonesia dan Tiongkok. “Kami sudah mengkaji negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di kampus kami juga banyak mahasiswa asal Indonesia. Mahasiswa yang belajar di kampus kami itu beragam, bisa pendidikan, kebudayaan, dll termasuk dari murid Anda jika tertarik. Bahasa Asing adalah pengajaran utama, yakni bahasa Indonesia,” ujarnya.
Yang Piao, Editor of Chinese Language and Culture Publishing Division BFSU, menambahkan bahwa BFSU siap menyediakan publikasi bahan ajar berbahasa Mandarin serta pelatihan bahasa Mandarin kepada guru atau dosen dari UNUJA. “Sangat senang kami bertemu dan dapat menindaklanjuti kerja sama ini, khususnya dalam pengembangan bahasa Mandarin,” ungkapnya.
Pertemuan yang berlangsung sekitar 100 menit ini diakhiri dengan pemberian beberapa perangkat bahan ajar guru dan siswa dari pihak BFSU kepada rombongan UNUJA. Pihak UNUJA juga berencana untuk mengurus hak cipta buku-buku ini untuk keperluan penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris. Acara ditutup dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UNUJA dan BFSU, menandai dimulainya era baru kerjasama strategis dalam bidang pendidikan dan budaya antara kedua institusi ini. Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa UNUJA dalam bahasa Mandarin, membuka peluang karir di perusahaan-perusahaan China, serta memperluas cakrawala akademik melalui program-program pertukaran dan pelatihan yang lebih intensif.