Yang terakhir terkait sisi keteladanan, menurutnya keteladanan itu penting agar kita bisa menjadi contoh yang baik untuk tidak melakukan korupsi. “Deskripsikan rasa cukup mu agar muncul rasa syukur mu. Kalimat ini penting untuk membentengi diri kita dari cara hidup yang berlebihan,” kata Sesmenpora.
Sementara narasumber dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yakni, Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Amir Arief menyampaikan untuk menghindari korupsi, maka semua pejabat dan pegawai harus mengenal apa itu korupsi, Whistleblowing system, dan penguatan integritas.
Pada paparanya Amir Arif juga menyampaikan faktor-faktor penyebab korupsi yang diantaranya yakni; Arrogance Sikap superioritas, angkuh, serakah, dan self-interest (prosedur tidak berlaku untuk dirinya), Capability, Kemampuan (jabatan, wewenang, otoritas, kedudukan, pengetahuan atas sistem), Opportunity Kesempatan (sistem yang lemah).
Selain itu juga faktor lain yakni, Pressure: Tekanan dari internal (personal dan perusahaan) maupun eksternal, dan Rasionalisasi, pembenaran atas perbuatan yang dilakukan. “Faktor-faktor ini yang biasanya membuat orang melakukan korupsi, dan ini harus kita hindari,” ajak Amir. (amr)