Aulanews.id – Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati untuk pertama kalinya pada tanggal 10 Oktober 1992. Hari ini dimulai sebagai kegiatan tahunan Federasi Kesehatan Mental Dunia (WFMH) oleh Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter saat itu sebagaimana diwartakan di laman resmi WFMH.
Pada awalnya, Hari Kesehatan Mental Sedunia tidak memiliki tema khusus. Tujuannya adalah mempromosikan advokasi kesehatan mental dan mendidik masyarakat tentang isu-isu relevan secara umum. Selama tiga tahun pertama, sistem satelit lembaga informasi AS dari studio di Tallahassee, Florida, secara global menyiarkan siaran dua jam untuk menandai Hari Kesehatan Mental Sedunia.
Tema pertama diusung pada 1994 atas saran Sekretaris Jenderal saat itu, Eugene Brody. Tema yang pertama kali digunakan adalah ‘Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia’. Tak lama setelah kampanye tersebut, 27 negara mengirimkan laporan umpan balik terkait peringatan Hari Kesehatan Mental.
Tanggal 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia atau Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Seperti sebelum-sebelumnya, ada tema khusus yang diangkat di 2021.
Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, tema global Hari Kesehatan Mental Sedunia 2021 adalah sebagai berikut:
Mental Health in an Unequal World : Kesetaraan dalam Kesehatan Jiwa untuk Semua
Masalah lain yang dihadapi adalah terbatasnya sarana pelayanan, termasuk RS Jiwa. Dikatakan, saat ini belum semua provinsi memiliki rumah sakit jiwa sehingga tidak semua orang dengan gangguan jiwa bisa mendapat pengobatan yang semestinya.
“Masalah sumber daya manusia profesional untuk tenaga kesehatan jiwa juga masih sangat kurang, karena sampai hari ini jumlah psikiater sebagai tenaga profesional untuk pelayanan kesehatan jiwa kita hanya mempunyai 1.053 orang,” jelasnya dalam konferensi pers Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2021.