Perekonomian Israel hancur akibat perang selama 11 bulan

Pemerintah Israel berupaya mengisi kekosongan tersebut dengan mendatangkan pekerja dari India dan Sri Lanka. Namun, banyak pekerjaan penting yang kemungkinan besar masih belum terisi.

Diperkirakan hingga 60.000 perusahaan Israel mungkin harus tutup pada tahun 2024 karena kekurangan staf, gangguan rantai pasokan, dan memudarnya kepercayaan bisnis, sementara banyak perusahaan menunda proyek baru.

Meskipun bukan bagian penting dari ekonomi Israel, juga terkena dampak yang parah. Jumlah wisatawan telah menurun drastis sejak dimulainya perang, dengan satu dari sepuluh hotel di seluruh negeri kini menghadapi kemungkinan tutup.

Bagaimana perang ini mempengaruhi wilayah yang lebih luas
Perang itu mungkin telah menghancurkan ekonomi Israel. Namun dampaknya terhadap ekonomi Palestina jauh lebih buruk dan akan memakan waktu bertahun-tahun untuk memperbaikinya.

Banyak warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat telah kehilangan pekerjaan di Israel. Dan keputusan Israel untuk menahan sebagian besar pendapatan pajak yang dikumpulkannya atas nama warga Palestina telah membuat Otoritas Palestina kekurangan uang.

Perdagangan di Gaza juga terhenti, yang berarti banyak warga Palestina kini bergantung pada bantuan. Sementara itu, pada saat yang sama, saluran komunikasi terputus dan infrastruktur penting hancur.

Dampak perang ini tidak hanya dirasakan di Israel dan Palestina. Pada bulan April, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa mereka memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Timur Tengah akan “lesu” pada tahun 2024, yaitu hanya 2,6%. Mereka mengutip ketidak pastian yang dipicu oleh perang di Gaza dan ancaman konflik regional yang lebih besar sebagai alasannya.

Timnas Indonesia terus mematangkan persiapan jelang melawan Jepang pada pertandingan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Grup C. Pertandingan tersebut akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno,...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist