Kongres Perempuan sendiri diadakan selama tiga kali. Kongres Perempuan II diadakan pada 23-28 Juli 1938 di Bandung dan dipimpin Ny. Emma Puradireja. Sementara, Kongres Perempuan II dilaksanakan di Jakarta pada 20-24 Juli 1935 dan dipimpin oleh Ny. Sri Mangunsarkoro. Sebelumnya, Kongres Perempuan Indonesia I diadakan pada 22 Agustus 1928 di Yogyakarta.
Berbeda dengan Hari Ibu di Indonesia yang bermula dari gerakan nasional kaum perempuan, Mother’s Day dimulai saat ibu dari Anna Jarvis di Philadephia, AS, menggerakkan kelompok-kelompok perempuan untuk menggalakkan persahabatan dan kesehatan. Pada 12 Mei 1907 dia mengadakan peringatan untuk mendiang ibunya di sebuah gereja di Grafton, Virginia Barat.
Dalam waktu lima tahun, setiap negara bagian pun melakukan hal yang sama. Sehingga, pada 1914 mantan Presiden AS Woodrow Wilson menetapkannya sebagai hari libur nasional.
3. Diperingati Secara Berbeda
Seperti telah dikatakan sebelumnya, menurut Keppres Nomor 316/1959 yang ditetapkan oleh Presiden Soekarno, Hari Ibu 22 Desember ditetapkan sebagai hari nasional, tetapi bukan hari libur. Sedangkan menurut ketetapan mantan Presiden AS Woodrow Wilson, Mother’s Day adalah national holiday atau hari libur.
Di samping itu, Jarvis sebagai pionirnya menggunakan bunga carnation putih sebagai penghormatan pada ibunya. Kebiasaan ini pun berkembang menjadi carnation pink atau merah untuk melambangkan ibu yang masih hidup dan carnation putih untuk yang telah meninggal.
Pada akhirnya, cara perayaan ini mengalami modifikasi, di mana peringatannya juga ditujukan untuk nenek maupun tante yang memiliki peran sebagai ibu. Mereka yang memperingatinya mulai bertukar kartu dan hadiah. Sehingga, Jarvis yang mempopulerkan peringatan ini pun akhirnya menentang peringatan Mother’s Day di akhir hidupnya. Dirinya menentang hal ini sebagai bentuk protes komersialisasi peringatan tersebut.