Gayung bersambut, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), dalam sambutannya pada Pembukaan Konferensi Wilayah (Konferwil) XVIII NU Jawa Timur di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang berkata, “Singkatnya, saya minta kepada LAKPESDAM untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan seperti BAPPENAS di dalam Pemerintahan, yaitu mengolah pemikiran-pemikiran dengan data yang akurat menyangkut realitas yang dihadapi untuk melahirkan kebijakan-kebijakan organisasi. Jadi kalau Pemerintah punya BAPPENAS, kita sekarang punya BAPPENNU : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nahdlatul Ulama. Alhamdulillah, beberapa waktu yang lalu mereka telah menyelesaikan pekerjaannya, kemudian kita bawa ke Rapat Pleno tanggal 27-28 Juli yang lalu, dan kita tetapkan sebagai rencana strategis NU sampai dengan tiga tahun ke depan”.
“Pada tahun ketiga (2024), BAPENU Situbondo melakukan pendampingan kepada 18 Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) untuk menyinkronkan Program Kerja (Proker) antara PCNU dengan MWCNU dan mengimplementasikan parameter pengukuran kinerja pada tingkat cabang dan wakil cabang. Insya Allah pada tahun keempat (2025) akan melanjutkan pendampingan kepada 170 Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) dan 669 Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama (PAR NU) untuk melanjutkan sinkronisasi Proker sampai anak ranting,” jelas Ketua BAPENU Situbondo Andri Wibisono, S.H., M.Si.
“Upaya perencanaan ini didasarkan pada situasi kehidupan nyata sehari-hari. Pikirkan tentang perasaan melihat dan keadaan ‘masa depan’ sekarang, pelajari masa lalu, dan antisipasi perkembangan ‘setelah’. BAPENU merumuskan aktivitas perencanaan dengan memilih dan membuat dugaan masa mendatang dengan rumusan aktivitas tertentu yang mengikutinya. Adanya tujuan dari perencanaan merupakan hal yang harus selalu diperhatikan dan dipedomani, karena menjadi akhir dari proses perencanaan,” pungkasnya.