Pengetahuan ini dapat menghasilkan cara baru untuk mengganggu “GPS” protein virus atau mesin seluler yang dieksploitasinya. Dengan demikian, virus ini dapat dicegah untuk mencapai atau meninggalkan kelenjar ludah, sehingga secara efektif menghentikan kemampuan virus untuk menggunakan serangga sebagai vektor.
“Penelitian kami menyoroti adaptasi luar biasa yang telah dikembangkan virus untuk menavigasi sistem biologis yang kompleks seperti serangga,” kata Nicolas Buchon, profesor madya di Departemen Entomologi Cornell dan salah satu penulis utama penelitian tersebut. “Ini adalah pengingat akan perlombaan senjata evolusi yang berkelanjutan antara virus dan inangnya serta pentingnya penelitian dasar dalam memahami proses biologis yang rumit ini.”
Dengan mengungkap mekanisme molekuler di balik pergerakan virus pada serangga, penelitian ini membuka jalan baru untuk mengendalikan penyakit yang ditularkan serangga dan mengelola hama pertanian, yang berpotensi menghasilkan hasil kesehatan masyarakat dan strategi perlindungan tanaman yang lebih baik di masa mendatang.
Sumber : phys.org