Meskipun demikian, helikopter-helikopter PBB telah diserang – sebuah indikasi betapa tidak menentunya situasi keamanan di banyak misi dan bagaimana pasukan penjaga perdamaian mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari. Awal tahun ini, sebuah helikopter yang melakukan evakuasi medis diserang oleh kelompok bersenjata di provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo (DRC), bagian timur.
Pada upacara parade medali di Sudan Selatan, pasukan penjaga perdamaian berkreasi dengan peralatan konstruksi yang digunakan sebagai pendukung parade.
2. EkskavatorUntuk benar-benar membangun perdamaian, pemeliharaan perdamaian berfokus pada masyarakat dan kebutuhan mereka. Di negara-negara yang terkena dampak konflik, hilangnya dan kurangnya infrastruktur penting seperti sekolah, fasilitas kesehatan, jalan dan jembatan, menghambat upaya untuk membantu masyarakat membangun perdamaian yang berkelanjutan. Itu sebabnya para insinyur dan pencari ranjau dalam operasi penjaga perdamaian berperan penting dalam membantu masyarakat pulih dan membangun kembali dari kehancuran akibat perang dan bencana alam.
“Kami menyelamatkan orang-orang bukan dari peluru tapi banjir,” kata Kapten Taimoor Ahmed, seorang insinyur yang bekerja untuk Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS). Dengan menggunakan ekskavator dan peralatan konstruksi lainnya, timnya membangun tanggul untuk membantu ratusan orang yang terdampar akibat banjir dahsyat di Bentiu. Mereka juga membangun jalan di sepanjang tanggul untuk memastikan pasokan kemanusiaan yang penting dapat menjangkau orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana tersebut.
Tepat di luar ibukota Sudan Selatan, Juba, pasukan penjaga perdamaian membangun ruang kelas baru, lapangan sepak bola dan taman bermain untuk sebuah sekolah kecil yang melayani komunitas yang sebagian besar bergantung pada pertanian subsisten dan memiliki akses terbatas terhadap pendidikan. Di Kongo, pasukan penjaga perdamaian membangun Pusat Pengobatan Ebola di Kivu Utara, dan merehabilitasi serta memperluas jalan menuju fasilitas tersebut pada saat wabah penyakit sedang memuncak di negara tersebut.
3. Pencitraan SatelitDalam dua dekade terakhir, pencitraan satelit telah digunakan dalam misi pemeliharaan perdamaian untuk memberikan gambaran yang baik tentang zona konflik, sehingga sangat meningkatkan kesadaran situasional. Penjaga perdamaian, yang merupakan pakar pengawasan dan geospasial, menggunakan citra satelit untuk memantau pergerakan pasukan, tren dan arus pengungsian, potensi ancaman dan pergerakan kelompok bersenjata, serta dampak bencana alam yang akan datang.