Penjelasan: Bagaimana Darfur menjadi ‘bencana kemanusiaan dan krisis hak asasi manusia yang dahsyat’

Pada bulan Desember 2023, Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk mengakhiri mandat UNITAMS dan mulai menghentikan operasinya selama periode tiga bulan yang dijadwalkan berakhir pada tanggal 29 Februari 2024.

Yang mengkhawatirkan, Kantor Gabungan Hak Asasi Manusia PBB baru-baru ini menerima laporan yang dapat dipercaya tentang keberadaan setidaknya 13 kuburan massal di El Geneina di Darfur barat, dan sekitarnya, sebagai akibat dari serangan RSF dan milisi Arab terhadap warga sipil, dengan mayoritas warga sipil ini berasal dari komunitas Massalit. Tindakan-tindakan ini, jika diverifikasi, mungkin merupakan kejahatan perang.

© UNICEF/Adriana Zehbrauskas

Anak-anak menggambar di ruang ramah anak yang didukung UNICEF di sebuah kamp di Darfur Selatan, Sudan, untuk para pengungsi akibat konflik.

Tapi bagaimana dengan sekarang? PBB mengatakan mereka sangat khawatir dengan kondisi di Darfur, di mana banyak bayi meninggal di rumah sakit, anak-anak dan ibu-ibu menderita kekurangan gizi parah, dan kamp-kamp pengungsi dibakar habis.

Martha Ama Akyaa Pobee dari PBB mengatakan kepada Dewan Keamanan, bahwa “kekerasan seksual dan berbasis gender terus berlanjut, dengan tuduhan kekerasan seksual yang dilakukan oleh personel Pasukan Dukungan Cepat, serta pemerkosaan dan pelecehan seksual yang melibatkan Angkatan Bersenjata Sudan.”

Apakah bantuan sudah disalurkan?Badan-badan kemanusiaan PBB meninggalkan Darfur ketika konflik pada April 2023 pecah dan banyak fasilitas mereka dijarah atau dihancurkan. Beberapa dari mereka kadang-kadang kembali untuk memberikan bantuan kemanusiaan ketika situasi keamanan memungkinkan.

Pada bulan November, mitra PBB berhasil mencapai Negara Bagian Darfur Tengah dengan konvoi jalan raya, yang memakan waktu lima hari, yang membawa pasokan medis dari Kosti, Negara Bagian Nil Putih, untuk pertama kalinya sejak pecahnya pertempuran.

Dan Kantor Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan kedatangan bantuan lintas batas pertama untuk mendukung 185.000 orang dari Chad hingga El Fasher, ibu kota Darfur Utara.

Banyak pekerja bantuan tewas di Darfur, sementara yang lainnya bekerja dalam kondisi yang sangat menantang untuk mendukung warga sipil di sana.

OCHA mengatakan bahwa Sudan mewakili krisis kemanusiaan terbesar di dunia, namun rencana tanggapnya hanya didanai oleh 33 persen. Kantor kemanusiaan mengatakan bahwa tanpa bantuan lebih lanjut “ribuan orang akan mati.”

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Terkini

Scroll to Top