Aulanews.id – Dewasa ini, penggunaan media sosial menjadi satu hal yang tak terelakan karena memang diperlukan demi terjalinnya komunikasi jarak jauh baik satu arah maupun dua arah. Di Indonesia sendiri penggunaan media sosial cukup massive yakni hingga mencapai 170 juta dari total populasi 274,9 juta pada Januari 2021 lalu.
Permasalahan ini tidak bisa dianggap remeh, mengingat kesehatan mental sama crusial-nya dengan kesehatan fisik. Seseorang tidak bisa dikatakan sehat, jika salah satu diantaranya tidak baik-baik saja.
Media sosial berperan besar dalam permasalahan terkait mental health atau kesehatan mental, dimana media sosial memberikan akses yang mudah untuk membandingkan hidup kita dengan yang lain dan membuat kita merasa kita tidak cukup baik serta selalu ada yang lebih baik diluar sana.
Selain itu, media sosial juga memberikan akses yang mudah bagi setiap orang dalam menilai keadaan orang lain dan sayangnya kini penilaian tersebut berkontribusi sebagai alasan kebahagiaan kita.
Penggunaan media sosial secara berlebihan selain menyebabkan peningkatan risiko gangguan kesehatan mental tapi juga merupakan indikasi dari seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental.
Hal ini berkaitan pula dengan kondisi pendidikan dewasa ini, dimana proses pembelajaran dilakukan secara online. Meski dapat dilakukan dengan baik, namun tetap saja sekolah tatap muka penting dilakukan karena terdapat nilai-nilai yang jauh lebih penting dari hanya sekadar memahami materi pelajaran. Hal penting tersebut yakni terkait kondisi kesehatan mental.
Selanjutnya, coba menghabiskan waktu lebih banyak di kehidupan nyata, apapun itu. Kemudian, menetapkan goals. Dengan memiliki goals, maka kita akan terfokus melakukan tahapan-tahapan yang menunjang tercapainya tujuan tersebut bukan malah membuang-buang waktu scrolling media sosial.
Terakhir, the most important thing is menjadi pribadi yang banyak bersyukur karena bersyukurlah yang membuat hidup kita bahagia.