Aulanews.id – Bandara internasional telah ditutup karena kekerasan geng yang merajalela di negara tersebut.
Penerbangan tersebut membawa hampir 15 metrik ton obat-obatan dan perlengkapan medis yang akan ditambahkan ke sumber daya Dana Anak-anak PBB (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dujarric mengatakan hal ini akan “mendukung operasi penting dan menyelamatkan nyawa karena ketidakamanan terus membatasi akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, terutama di wilayah metropolitan ibu kota Port-au-Prince dan di departemen Artibonite.”
Kekurangan pendanaan Juru bicara Sekretaris Jenderal mengatakan bahwa organisasi non-pemerintah lokal bersama dengan WHO memberikan banyak layanan kepada warga sipil yang menjadi pengungsi, termasuk “pemeriksaan malnutrisi, pencegahan kolera dan juga dukungan psikososial.”
Dujarric mengatakan dia berharap pembukaan bandara di Haiti secara bertahap akan memungkinkan lebih banyak pasokan untuk diangkut; Ia mengatakan, dukungan donor sangat diperlukan.
Rencana tanggap kemanusiaan di negara ini membutuhkan $674 juta namun hanya 21 persen dari dana tersebut – $142 juta – yang telah diterima, tambahnya.
Dukungan Keamanan Multinasional Sementara itu, UNICEF memperingatkan mengenai perekrutan anak oleh kelompok bersenjata di Haiti, kata juru bicara Sekretaris Jenderal.
Dilaporkan, 30 hingga 50 persen anggota kelompok bersenjata adalah anak-anak, sehingga mereka menjadi sasaran “pemaksaan, pelecehan dan eksploitasi yang berasal dari kerapuhan sosial, ekonomi dan politik yang terus-menerus disebabkan oleh kekerasan yang terus berlanjut yang telah membuat sebagian negara mengalami kekacauan.”
