Aulanews.id – Mekanisme yang baru ditemukan untuk aliran dan pembekuan air lelehan lapisan es dapat meningkatkan perkiraan kenaikan muka air laut di seluruh dunia.
Peneliti dari Universitas Texas di Austin, bekerja sama dengan Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA dan Survei Geologi Denmark dan Greenland (GEUS), telah menemukan mekanisme baru yang menjelaskan proses bagaimana lapisan es horizontal kedap air terbentuk di bawah permukaan, sebuah proses penting untuk menentukan kontribusi air lelehan lapisan es terhadap kenaikan permukaan laut.
Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Afzal Shadab, mahasiswa pascasarjana di Oden Institute for Computational Engineering and Sciences, UT, dipublikasikan di Geophysical Research Letters . Shadab dibimbing oleh rekan penulis studi Marc Hesse dan Cyril Grima di Jackson School of Geosciences, UT.
Dua waduk air tawar terbesar di dunia, lapisan es Greenland dan Antartika, tertutup oleh salju tua, yang dikenal sebagai firn, yang belum memadat menjadi es padat. Karena firn berpori, salju yang mencair dapat mengalir ke dalam firn dan membeku lagi alih-alih mengalir ke laut. Proses ini diperkirakan mengurangi limpasan air lelehan hingga sekitar setengahnya.
Namun, ada kemungkinan juga terbentuk lapisan es kedap air yang dapat berfungsi sebagai penghalang bagi air lelehan salju dan mengalihkan air lelehan salju ke laut, kata Shadab.
“Jadi, ada beberapa kasus di mana lapisan es di firn mempercepat laju aliran air lelehan ke lautan,” katanya.
Potensi air lelehan gletser membeku di firn atau mengalir dari penghalang es yang ada membuat pemahaman dinamika pembekuan dalam lapisan firn menjadi bagian penting dalam memperkirakan kenaikan muka air laut, menurut para peneliti.
Penelitian sebelumnya pada firn di pegunungan, yang juga mengandung lapisan es, menemukan bahwa lapisan es ini terbentuk ketika air hujan terkumpul, atau kolam, pada lapisan yang lebih tua di dalam firn dan kemudian membeku kembali. Namun menurut Hesse, tampaknya hal itu tidak terjadi pada lapisan es.
“Ketika kami melihat data dari Greenland, jumlah lelehan es yang sebenarnya dihasilkan, bahkan dalam peristiwa pencairan es yang ekstrem, tidak cukup untuk menghasilkan kolam,” kata Hesse. “Dan di situlah penelitian ini menemukan mekanisme baru untuk pembentukan lapisan es.”
Penelitian baru ini menyajikan pembentukan lapisan es sebagai persaingan antara dua proses: air lelehan yang lebih hangat mengalir turun melalui firn berpori (adveksi) dan es dingin yang membekukan air di tempatnya melalui konduksi panas . Kedalaman di mana konduksi panas mulai mendominasi adveksi panas menentukan lokasi di mana lapisan es baru terbentuk.