Penemuan batuan yang berasal dari mantel bumi dapat mengungkap rahasia sejarah planet

Aulanews.id – Para ilmuwan telah menemukan bagian panjang pertama dari batuan yang berasal dari mantel bumi, lapisan di bawah kerak dan komponen terbesar planet ini.

Batuan tersebut akan membantu mengungkap peran mantel dalam asal-usul kehidupan di Bumi, aktivitas vulkanik yang dihasilkan saat mencair, dan bagaimana ia menggerakkan siklus global unsur-unsur penting seperti karbon dan hidrogen, menurut tim tersebut.

Batuan mantel yang panjangnya hampir 1.268 meter ditemukan dari “jendela tektonik”, bagian dasar laut tempat batuan dari mantel tersingkap di sepanjang Mid-Atlantic Ridge, selama Ekspedisi 399 “Building Blocks of Life, Atlantis Massif” dari kapal pembor laut JOIDES Resolution pada musim semi tahun 2023.

Dengan upaya yang dimulai sejak awal tahun 1960-an, pemulihan tersebut merupakan pencapaian yang memecahkan rekor yang dipimpin oleh Program Penemuan Laut Internasional, sebuah konsorsium penelitian kelautan internasional yang terdiri dari lebih dari 20 negara yang mengambil inti—sampel silinder sedimen dan batu—dari dasar laut untuk mempelajari sejarah Bumi.

Sejak saat itu, tim ekspedisi telah menyusun inventaris batuan mantel yang ditemukan untuk memahami komposisi, struktur, dan konteksnya.

Makalah mereka, ” A long section of serpentinized depleted mantle peridotite ” yang diterbitkan di Science , mengungkap sejarah pencairan yang lebih luas pada batuan yang ditemukan daripada yang diharapkan.

Penulis utama Profesor Johan Lissenberg dari Sekolah Ilmu Bumi dan Lingkungan Universitas Cardiff, mengatakan, “Ketika kami menemukan batu-batu itu tahun lalu, itu adalah pencapaian besar dalam sejarah ilmu bumi, tetapi, lebih dari itu, nilainya terletak pada apa yang dapat diceritakan oleh inti batuan mantel kepada kita tentang susunan dan evolusi planet kita.

 “Studi kami mulai mengamati komposisi mantel dengan mendokumentasikan mineralogi batuan yang ditemukan, serta susunan kimianya.

“Hasil penelitian kami berbeda dari yang kami harapkan. Mineral piroksen jauh lebih sedikit di dalam batuan, dan batuan tersebut memiliki konsentrasi magnesium yang sangat tinggi, yang keduanya merupakan hasil dari jumlah pencairan yang jauh lebih tinggi daripada yang kami perkirakan.” dilansir dari phys.org pada Jumat (9/8/2024).

Pencairan ini terjadi saat mantel terangkat dari bagian Bumi yang lebih dalam menuju permukaan.

Hasil analisis lebih lanjut terhadap proses ini dapat memiliki implikasi besar bagi pemahaman bagaimana magma terbentuk dan mengarah pada vulkanisme, klaim para peneliti.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist