Aulanews.id – Militer Israel mengatakan kemungkinan besar tentaranya menembakkan peluru yang menewaskan seorang wanita Amerika-Turki dalam sebuah protes di Tepi Barat yang diduduki minggu lalu. Namun, mereka mengatakan bahwa kematiannya tidak disengaja dan menyampaikan penyesalan yang mendalam.
Pejabat Turki dan Palestina pada hari Jumat mengatakan bahwa tentara Israel menembak Aysenur Ezgi Eygi, seorang wanita berusia 26 tahun yang sedang ikut dalam demonstrasi menentang perluasan permukiman. Demonstrasi tersebut adalah bagian dari pawai rutin yang dilakukan oleh para aktivis di Beita, sebuah desa dekat Nablus.
Pada hari Selasa, militer Israel merilis pernyataan yang mengatakan bahwa mereka telah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.
“Penyelidikan menunjukkan bahwa kemungkinan besar dia terkena peluru secara tidak langsung dan tidak sengaja oleh [militer Israel], yang sebenarnya tidak menargetkan dia, tetapi menargetkan provokator utama dalam kerusuhan tersebut,” kata militer.
“Insiden tersebut terjadi selama kerusuhan di mana puluhan orang Palestina membakar ban dan melemparkan batu ke arah pasukan keamanan di Persimpangan Beita.” Dilansir dari reuters.com pada hari Rabu (11/9/24)
Militer Israel juga menyampaikan penyesalan yang mendalam atas kematian Aysenur Ezgi Eygi dan mengatakan bahwa mereka telah mengajukan permintaan untuk melakukan otopsi.
Sebelumnya, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa pasukan Israel menembak Eygi di bagian kepala.
Eygi adalah anggota Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), sebuah organisasi pro-Palestina. Pada hari Sabtu, ISM menolak klaim bahwa aktivis mereka melemparkan batu ke arah pasukan Israel, dan menyatakan bahwa demonstrasi tersebut berlangsung damai.
Pembunuhan Eygi terjadi di tengah meningkatnya kekerasan di Tepi Barat sejak Israel memulai perang di Gaza pada bulan Oktober. Kekerasan ini termasuk serangan yang semakin meningkat dari Israel, serangan oleh pejuang Palestina terhadap warga Israel, serangan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina, dan tindakan keras militer terhadap protes Palestina.
Lebih dari 690 warga Palestina telah terbunuh, menurut pejabat kesehatan Palestina.
AS Sebut Pembunuhan Itu ‘Tidak Dapat Dibenarkan’
Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa pembunuhan Eygi “tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan” serta menekankan bahwa pasukan keamanan Israel perlu melakukan perubahan mendasar dalam aturan keterlibatan mereka.