India menjadi negara dengan tingkat polusi plastik terbesar, menghasilkan 9,3 juta ton plastik yang mencemari lingkungan setiap tahunnya, atau sekitar seperlima dari total global. Jumlah ini 2,7 kali lebih banyak dibandingkan Nigeria dan Indonesia, yang merupakan dua pencemar terbesar berikutnya.
India menempati posisi teratas karena hanya 81% sampahnya yang dikumpulkan. Negara ini juga menghasilkan lebih banyak sampah daripada yang diasumsikan oleh beberapa model sebelumnya. Data resmi pemerintah menunjukkan bahwa produksi sampah di India mencapai 0,12 kg per orang per hari, tetapi angka ini tidak mencakup banyak daerah pedesaan, sehingga perkiraan sebenarnya mendekati 0,54 kg per orang per hari. Kombinasi dari volume sampah yang besar, populasi yang besar, dan tingkat pengumpulan yang rendah menciptakan kondisi yang memungkinkan polusi plastik berkembang pesat.
Penentuan titik-titik polusi plastik ini sangat penting untuk membantu para pembuat kebijakan merancang langkah-langkah yang lebih tepat sasaran dalam menangani polusi plastik. Negara-negara dengan tingkat polusi plastik yang tinggi biasanya memiliki lebih sedikit sumber daya, baik dalam bentuk uang maupun infrastruktur, sehingga mereka cenderung kurang siap untuk mengendalikan emisi plastik mereka.
Dengan pemahaman yang lebih rinci tentang bagaimana limbah dikelola dan dibuang di seluruh dunia, pemerintah dapat memfokuskan sumber daya yang terbatas pada area-area yang mengalami polusi plastik paling parah. Model ini juga akan membantu mereka mengembangkan rencana aksi untuk mencapai target yang telah disepakati dalam perjanjian plastik global, sebuah kesepakatan internasional yang saat ini sedang dinegosiasikan untuk mengurangi polusi plastik di seluruh dunia.
Meskipun mengurangi konsumsi plastik adalah salah satu solusi untuk mengendalikan polusi plastik, plastik tidak dapat dipisahkan dari campuran bahan-bahan lain dalam limbah. Oleh karena itu, kita perlu mempertimbangkan pengelolaan semua jenis limbah secara bersamaan. Misalnya, limbah makanan dan bahan yang dapat terurai secara hayati lainnya menyumbang sebagian besar emisi iklim dari sistem pengelolaan limbah ketika dibuang di tempat pembuangan akhir.
Jika kita ingin mengurangi penggunaan plastik, kita perlu memikirkan cara untuk menggunakan kembali atau mengganti bahan tersebut dengan bahan lain. Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peluang untuk melakukan hal ini sangat terbatas dan, dalam praktiknya, kita akan terus memproduksi plastik untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, saat ini yang perlu kita lakukan adalah mengelola sampah plastik dengan lebih efektif. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah memperluas layanan pengumpulan sampah, yang dapat mengurangi polusi plastik secara signifikan dan memberikan manfaat bagi miliaran orang di seluruh dunia.