Salah satu nutrisi yang diteliti para peneliti adalah fosfor anorganik terlarut. Ketika kekeringan pertama kali terjadi, kadar fosfor cenderung sedikit meningkat, dan kisaran kadar ini biasanya menyempit. Ketika kekeringan berlanjut dan semakin parah, variabilitas kadar fosfor meningkat dan kadar rata-rata menurun. Setelah kekeringan, ketika aliran air meningkat, kadar fosfor di sungai kembali normal dengan cepat karena efek “pembilasan”, di mana nutrisi terbawa ke sungai dari daratan. Tiga kekeringan aliran sungai berturut-turut dalam kurun waktu 20 tahun menimbulkan konsekuensi jangka panjang bagi ekspor fosfor. Misalnya, kadar fosfor meningkat pada aliran tinggi sebesar 35% dari tahun 2003 hingga 2021, yang mengancam muara hilir dengan kadar nutrisi yang berlebihan, peningkatan pertumbuhan mikroorganisme, dan kadar oksigen terlarut yang lebih rendah.
Para peneliti juga meneliti perubahan nitrogen anorganik terlarut. Dampak kekeringan pada kadar nitrogen lebih bervariasi, dengan perubahan yang lebih terkait dengan tingkat keparahan kekeringan, dan waktunya di musim hujan atau kemarau. Kadar nitrogen kembali naik setelah kekeringan berakhir, tetapi dinamikanya dalam pola aliran sungai berubah. Misalnya, kadar nitrogen pada aliran rendah menjadi lebih tinggi daripada pada aliran tinggi. Sebelum dan selama kekeringan, para peneliti melihat pola yang berlawanan.
Dalam ekosistem, seperti dalam pengobatan, dosis yang tepat akan membuat perbedaan. Nitrogen dan fosfor merupakan nutrisi penting untuk pertumbuhan tanaman dan hewan. Namun, terlalu banyak nutrisi tersebut dapat menimbulkan masalah seperti pertumbuhan alga yang berbahaya, yang menguras oksigen terlarut dan menghasilkan racun.