Para peneliti juga meneliti perubahan nitrogen anorganik terlarut. Dampak kekeringan pada kadar nitrogen lebih bervariasi, dengan perubahan yang lebih terkait dengan tingkat keparahan kekeringan, dan waktunya di musim hujan atau kemarau. Kadar nitrogen kembali naik setelah kekeringan berakhir, tetapi dinamikanya dalam pola aliran sungai berubah. Misalnya, kadar nitrogen pada aliran rendah menjadi lebih tinggi daripada pada aliran tinggi. Sebelum dan selama kekeringan, para peneliti melihat pola yang berlawanan.
Dalam ekosistem, seperti dalam pengobatan, dosis yang tepat akan membuat perbedaan. Nitrogen dan fosfor merupakan nutrisi penting untuk pertumbuhan tanaman dan hewan. Namun, terlalu banyak nutrisi tersebut dapat menimbulkan masalah seperti pertumbuhan alga yang berbahaya, yang menguras oksigen terlarut dan menghasilkan racun.
Peningkatan cepat fosfor setelah kekeringan dapat menyebabkan kelebihan sementara dalam ekosistem hilir yang akan menyebabkan mekarnya alga, matinya ikan, dan menimbulkan masalah pada kesehatan manusia, kata Ahmadisharaf.
Temuan mereka memberi peneliti pemahaman yang lebih rinci tentang Sungai Apalachicola dan daerah aliran sungainya. Dampak kekeringan dapat bersifat spesifik di suatu tempat, jadi meneliti sungai secara terperinci adalah kuncinya.
“Temuan ini memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang cara mengelola kadar nutrisi secara hati-hati, terutama selama dan setelah kekeringan, untuk menghindari masalah ekologi,” kata Ahmadisharaf. “Karena perubahan iklim memengaruhi waktu, tingkat keparahan, dan durasi kekeringan, studi ini penting untuk mengatasi ketahanan iklim dari perspektif kualitas air pesisir.”