Dekat perbatasan Florida-Georgia, sungai Chattahoochee dan Flint bertemu dan menjadi Sungai Apalachicola, yang membawa air tawar dan nutrisi ke hilir ke Teluk Apalachicola.
Penelitian baru yang dipimpin oleh Asisten Profesor Fakultas Teknik FAMU-FSU Ebrahim Ahmadisharaf meneliti bagaimana kekeringan dan volume air di daerah aliran Sungai Apalachicola Hilir memengaruhi nitrogen dan fosfor, nutrisi penting bagi ekosistem perairan yang sehat. Penelitian ini dipublikasikan di Water Research .
“Dalam sistem DAS seperti ini, yang tunduk pada peraturan di hulu, mengetahui bagaimana ekosistem bereaksi terhadap perubahan membantu kita mengelolanya secara efektif,” kata Ahmadisharaf, yang juga seorang peneliti di Resilient Infrastructure & Disaster Response Center, atau RIDER. “Kita dapat mengatur sistem untuk menghindari konsekuensi negatif, termasuk beberapa yang berpotensi berlangsung lama.” Dilansir dari phys.org pada hari Jum’at (6/9/2024)
Tim peneliti meneliti data nutrisi selama 20 tahun yang dikumpulkan oleh Apalachicola National Estuarine Research Reserve, sebuah organisasi alam yang dilindungi secara nasional yang didanai oleh National Oceanographic and Atmospheric Administration dan dikelola oleh Departemen Perlindungan Lingkungan Florida.
Para peneliti juga menganalisis data aliran sungai dari alat pengukur milik Survei Geologi AS untuk mengkarakterisasi kondisi kekeringan dan aliran sungai, yang mereka bandingkan dengan catatan nutrisi dalam air menggunakan analisis statistik. Hal itu memungkinkan mereka untuk menyelidiki dampak kekeringan dan pola aliran sungai terhadap nutrisi dalam berbagai fase kekeringan dan dalam periode jangka pendek dan jangka panjang setelah kekeringan berakhir.
Salah satu nutrisi yang diteliti para peneliti adalah fosfor anorganik terlarut. Ketika kekeringan pertama kali terjadi, kadar fosfor cenderung sedikit meningkat, dan kisaran kadar ini biasanya menyempit. Ketika kekeringan berlanjut dan semakin parah, variabilitas kadar fosfor meningkat dan kadar rata-rata menurun. Setelah kekeringan, ketika aliran air meningkat, kadar fosfor di sungai kembali normal dengan cepat karena efek “pembilasan”, di mana nutrisi terbawa ke sungai dari daratan. Tiga kekeringan aliran sungai berturut-turut dalam kurun waktu 20 tahun menimbulkan konsekuensi jangka panjang bagi ekspor fosfor. Misalnya, kadar fosfor meningkat pada aliran tinggi sebesar 35% dari tahun 2003 hingga 2021, yang mengancam muara hilir dengan kadar nutrisi yang berlebihan, peningkatan pertumbuhan mikroorganisme, dan kadar oksigen terlarut yang lebih rendah.