Karena ingin memastikan bahwa temuan tersebut benar-benar unik, para peneliti menguji dan menemukan fenomena yang sama pada 25 spesimen lain dari kedua sarang tersebut, serta pada spesimen museum. Meskipun belum menemukan alasan pasti mengapa duri tersebut bersifat fotoluminesensi, para peneliti menduga kelelawar dapat melihat cahaya tersebut, tetapi hanya saat senja atau fajar atau saat berjemur di bawah sinar bulan.
Selanjutnya, tim peneliti berencana melakukan eksperimen untuk mengetahui apakah kaki bercahaya ini digunakan oleh kelelawar sebagai cara berkomunikasi di malam hari, terutama saat mereka berkumpul dalam koloni besar yang bisa mencapai hingga satu juta kelelawar