Lalu program di sektor pertanian, yaitu Program Pekarangan Pangan Lestari berupa paket hidroponik, benih bibit hortikultura, kolam lele bagi 100 kelompok (5.000 Rumah Tangga), yang masing-masing penerima akan mendapatkan Rp30 juta, dengan total anggaran Rp3 miliar; dan program Pasar Pangan Murah di 20 lokasi dengan total anggaran Rp600 juta.
Ada juga program di sektor transportasi yaitu subsidi angkutan kapal perintis dengan total subsidi sebesar Rp15 miliar; subsidi penumpang bus Trans Jatim senilai Rp9 miliar; dan program bantuan sosial reguler berupa PKH Plus bagi 40 ribu keluarga dengan total bantuan sebesar Rp80 miliar.
“Tidak hanya itu, kami juga terus mengoptimalkan program dan kegiatan melalui Optimis Jatim Bangkit, yaitu optimis bangkit dalam pemulihan ekonomi Jawa Timur yang fokus pada menggerakkan kembali agro industri, pariwisata dan investasi untuk menyerap tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan,” ujar Khofifah.
Secara khusus Khofifah meminta bupati/wali kota untuk bisa melakukan koordinasi secara intensif dengan seluruh jajaran untuk melakukan langkah-langkah strategis karena ada kekhawatiran kalau penyesuaian harga di beberapa daerah yang sangat fluktuatif. Hal itu, kata dia, akan berpotensi membuat daya beli masyarakat turun. Kalau daya beli turun dan tidak diantisipasi, maka ia khawatir kemiskinan potensial bisa bertambah.
“Mari kita antisipsi semua situasi ini dengan baik sehingga daya beli masyarakat tetap tinggi, salah satunya melalui bantalan-bantalan ekonomi dan sosial ini. Itulah kenapa kita meluncurkan total ada Rp257 miliar untuk bantalan ekonomi dan bantalan sosial di dalam proses pengendalian inflasi di Jawa Timur,” kata Khofifah.