Aulanews.id – Naiknya beberapa harga komoditas pangan di Jawa timur menjadi perhatian serius pemerintah provisi Jatim. Terlebih mendekati bulan Ramadhan tahun ini. Dijumpai usai Rapat pimpinan dengan segenap pimpinan DPRD Jawa Timur di ruang Badan Musaywarah Gedung DPRD Jatim, (26/2) sore kemain PJ Gubernur Jatim Adhi Karyono menjelaskan, saat ini pihaknya leih berfokus ke harga beras dan cabai. Karena komoditas inilah yang kenaikannya signifikan.
Setelah melakukan cheking ke pasar-pasar ketersedaan daging, telur ayam dan daging sapi. Demikian juga harganya yang dinilai masih stabil, yaitu jka ada kenaikan, 0,2 persen. Bahkan kenaikan harga daging sapi paling tinggi hanya 0,1 persen.
Karena itu Adhi mengatakan, saat ini pihaknya fokus pada beras dan cabai, yaitu cabe rawit dan cabe panjang. Menurutnya harga beras di Jatim itu pertama karena harga gabah kering gilingnya naik hampr Rp 7000 per kilogram. Tapi harga beras premium maupun medium di pulau jawa, Jatim itu palin bawah yaitu dikisaran Rp 15.512 dan Rp 15.181/ kg. Dibandingkan dengan di daeah lain yang sudah berada di kisaran 16 rib per kg. Ini karena pemprov selalu menjaga harga tersebut. Sedangkan ketersediannya, dari bulog sendiri sudah ada 235 ribu ton dan ini sejak dari minggu kemarin. Saat ini, masih terus masuk dari Probolinggo dan Tanjung Perak.
Sementara itu untuk Bansos beras masih dikomunkasikan lagi dengan dierktur bulog agar masih banyak lagi beras yang masuk di Jawa Timur. Tinggal bagaimana mengatur beras SPHP itu dikontrol agar harga tetap standart. Sehingga Pemprov sekarang masih melakukan operasi pasar murah untuk terus menyeimbangkan haga beras dan inyak goreng, agar ada pembanding.
Kedua ada;ah faktor musim panen, karena musim tanam dan musim panen terakhir. berikutnya adalah panen raya di bulan maret. Bersyukurnya adalah Ramadhan masuk dan panen raya masuk sampai bulan April. Jadi mudah-mudahan terkontraksi. “PR nya adalah beras yang bagus dan kualitas beras kita kan premium. tetapi harus diambil oleh pihak lain untuk didistribusikan ke 20 propinsi lain. Nah ini yang harus ada skema di bawah jangan sampai cadangan berasnya semua habis. Sehinga beras kita semuanya bulog. Padahal masih ada beras kualitas yang lebih bagus, ” ujar pria yang sebelumnya menjabat Sekdaprov Jatim itu.
Sementara itu, inflasi d Jatim dibawah nasional yaitu selama tiga bulan ini sudah plus minus dibawah 1 persen. Sedangkan meski target patokannya di tahun 2024 ini sudah diturunkan BI menjadi 2,5 plus minus persen. Tetap Jatim masih masuk margin dan mash stabil. jadi walaupun harga sedikit bergejolak tapi Pihak pemprov masih bisa menahan Itu.