“Kain seragam dijahitkan di Kota Madiun agar perekonomian masyarakat ikut berputar. Karena masa masa pandemi Covid-19 penjahit juga terdampak,” tutur Maidi.
Sejatinya Pemkot Madiun bisa saja memberikan langsung seragam jadi. Akan tetapi, nantinya para penjahit yang juga terdampak tidak akan merasakan penambahan pendapatan di masa pandemi Covid-19, ungkapnya.
Jumlah penjahit di Kota Madiun sekitar 30 orang. Dengan demikian masing-masing penjahit mendapatkan order minimal dari 200 siswa serta uang jasa jahit berkisar puluhan juta rupiah.
Tidak hanya penjahit saja, pemilik toko benang, kancing, serta aksesoris seragam juga mendapatkan untung dari program tersebut, dilansir kompas.com.