Aulanews.id – Para pemimpin negara berkembang pada hari Senin meminta kepada Majelis Umum PBB agar negara-negara kaya lebih serius dalam membantu mengatasi dampak perubahan iklim yang semakin ekstrem. Negara-negara pulau kecil yang rentan terhadap kenaikan permukaan air laut menegaskan bahwa negara-negara yang paling banyak membakar bahan bakar fosil harus bertindak lebih tegas, bukan sekadar memberikan janji kosong.
Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Samoa, Cedric Schuster, yang juga memimpin Aliansi Negara-negara Pulau Kecil (AOSIS), mengungkapkan kekhawatirannya terhadap negara-negara besar. “Saya bertanya-tanya apakah negara-negara besar ini semakin menjauh dari moralitas dan persatuan yang dibutuhkan untuk melindungi rakyat kita,” kata Schuster. dilansir dari the japan news (24/09/2024)
Negara-negara kepulauan yang tergabung dalam AOSIS selama ini memiliki suara yang kuat dalam perundingan iklim global. Schuster mengatakan ekonomi terbesar dunia harus memimpin dalam upaya tersebut, mengingat 80% emisi gas rumah kaca berasal dari negara-negara tersebut. “Orang-orang yang rentan di dunia ini sudah lelah dengan janji-janji kosong,” tegasnya.
Pesan serupa disampaikan Menteri Iklim dan Sumber Daya Alam Malawi, Yusuf Mkungula, yang mewakili blok Negara-negara Terbelakang. Menurutnya, negara-negara industri harus lebih berperan dalam mengatasi perubahan iklim.
Seruan ini menyoroti kesenjangan yang semakin lebar antara negara-negara yang paling banyak menyumbang terhadap pemanasan global dan negara-negara yang paling menderita dampaknya, serta menunjukkan bahwa isu perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga keadilan global.