Sebelum dipenjara, Sinwar menjadi terkenal sebagai kepala aparat keamanan Al-Majd yang melacak dan membunuh warga Palestina yang dituduh memberikan informasi tentang Hamas kepada dinas rahasia Israel.
Baik pemimpin Hamas maupun pejabat Israel yang mengenal Sinwar sepakat bahwa ia berdedikasi pada gerakan tersebut hingga tingkat yang luar biasa.
Seorang tokoh Hamas yang bermarkas di Lebanon menggambarkannya sebagai orang yang “puritan… dengan kemampuan bertahan yang luar biasa.”
Michael Koubi, mantan pejabat Shin Bet yang menginterogasi Sinwar selama 180 jam di penjara, mengatakan bahwa Sinwar jelas menonjol karena kemampuannya untuk mengintimidasi dan memerintah. Koubi pernah bertanya kepada militan tersebut, yang saat itu berusia 28 atau 29 tahun, mengapa dia belum menikah. “Dia mengatakan Hamas adalah istriku, Hamas adalah anakku. Bagiku, Hamas adalah segalanya.” dilansir dari reuters.com pada Rabu (7/8/2024)
Sinwar ditangkap pada tahun 1988 dan dijatuhi hukuman seumur hidup atas tuduhan merencanakan penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel dan pembunuhan empat warga Palestina.
Koubi menggambarkan Sinwar sebagai orang yang mengabdikan diri untuk menghancurkan Israel dan membunuh orang Yahudi. Pejabat senior Israel menggambarkannya sebagai “psikopat”, seraya menambahkan bahwa “Saya tidak berpikir cara dia memahami realitas sama dengan teroris yang lebih rasional dan pragmatis”. dilansir dari reuters.com pada Rabu (7/8/2024)
Bitton menambahkan bahwa pemimpin Hamas bersedia membiarkan penderitaan besar demi suatu tujuan dan pernah memimpin 1.600 tahanan ke ambang mogok makan massal hingga mati jika diperlukan sebagai protes terhadap perlakuan terhadap dua orang pria di sel isolasi.