Terdapat dua nama yang telah mengumumkan akan maju dalam bursa calon Ketum PBNU. Mereka merupakan Ketum petahana Said Aqil Siraj dan Katib Aam Yahya Cholil Staquf.
Dalam sambutannya saat membuka muktamar kemarin, Rais Aam PBNU saat ini, Miftahul Akhyar berkali-kali bicara tentang tongkat komando.
Kala itu dalam sambutannya usai pidato Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, Miftahul berpendapat NU didirikan bukan hanya untuk menjaga ajaran ahlussunnah wal jamaah, dan memperbanyak organisasi di tengah masyarakat, akan tetapi, juga menegakkan tongkat komando kepemimpinan.
“Itulah yang diharapkan oleh para pendiri NU. Agar kelahiran NU buka memperbanyak jumlah organisasi di masyarakat, di samping menjaga nilai ahlussunah waljamaah, kita juga diharapkan menjadi tongkat sakti Nabi Musa,” ucap Miftahul.
Dia mengungkapkan semua kader harus memegang prinsip tongkat komando. Menurutnya, siapapun kader NU berhak berkiprah dalam segala bidang mulai anggota legislatif, atau menduduki posisi jabatan publik apapun bukanlah tujuan.
Warga NU harus kembali dan mengikuti tongkat komando. Menurut dia, itulah prinsip dari sami’na wa atho’na, atau mendengar dan taat pada pemegang tongkat komando.
“Manakala sudah dianggap cukup oleh masayikh, maka kader harus kembali menjadi tongkat kembali. Itulah sistem komando. Sikap pusaka kebanggaan kita sami’na wa atho’na,” tutur dia.
Oleh sebab itu, katanya, supremasi Syuriah sebagai dewan tertinggi di PBNU mutlak diperjuangkan. Miftahul menyinggung insiden saat ia, selaku Rais Aam hanya sekali menggunakan kewenangannya. Tetapi, ia tak menerangkan lebih lanjut kewenangan yang dimaksud.